Jumat 08 May 2015 17:40 WIB

Ini Dua Kerugian Demokrat Jika SBY Kembali Jadi Ketum

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Partai Demokrat yang akan diadakan pada 11-13 Mei mendatang menguatkan nama Susilo Bambang Yudhoyono yang digadang-gadang menjadi calon terkuat ketua umum. Menurut pengamat politik dari Political Communication Institute Heri Budianto, sosok SBY memang figur yang kuat namun akan ada dua hal yang menjadi kerugian yang patut dipertimbangkan partai.

"Kelemahannya (SBY jadi ketum) adalah akan ada dua hal yang akan menghantui Demokrat nantinya," kata Heri kepada ROL, Jumat (8/5).

Ia menyebut yang pertama partai akan sulit keluar dari bayang-bayang sosok SBY yang menjadi tokoh utama di Demokrat. Akibatnya partai tidak bisa seratus persen menerapkan partai yang berorientasi modern. Sebab partai dan kadernya masih bergantung pada figur mantan presiden itu.

Padahal menurutnya, kondisi tersebut bisa dihindari dengan menerbitkan kader-kader muda yang memiliki integritas. Seharusnya partai bisa mengembangkan kader-kader yang layak memimpin.

Kelemahan yang kedua, Heri mempertanyakan sosok SBY dari segi marketing tidak ada jaminan bisa menjual di Pemilihan Presiden 2019. SBY belum tentu menaikkan popularitas partai berlambang mercy itu untuk bersaing dengan partai lain. Pasalnya era popularitas SBY dinilai sudah lewat.

Terlepas dari kelemahan, inilah yang akan menjadi tantangan baik bagi SBY yang kemungkinan besar terpilih ataupun para kadernya. Mereka harus bisa mendorong kemajuan partai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement