REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Himpi) menyatakan pemerintah perlu memperkuat industri kreatif di Tanah Air, terutama kelas menengah yang merupakan pasar kuat industri kreatif, guna mengatasi pelemahan ekonomi yang dinilai sedang terjadi pada saat ini.
"Kelas menengah ini merupakan pasar yang kuat bagi 16 subsektor industri kreatif nasional. Sebab pasar kelas menengah ini tidak gampang terpengaruh oleh inflasi dan daya adaptif mereka sangat kuat," kata Ketua Bidang Ekonomi Kreatif, Kesehatan, dan Telekomunikasi Hipmi Yaser Palito, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/5).
Menurut data Hipmi, secara sektoral pertumbuhan industri kreatif nasional 2014 mencapai 10 persen dan industri ini diperkirakan dapat masuk dalam tiga besar kontributor untuk Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara nilai ekspor produk industri kreatif sepanjang tahun 2013 mencapai 10 miliar dolar AS, atau mengalami pertumbuhan sebesar 8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa kontribusi ekspor industri kreatif baru menyumbang 0,68 persen dari total ekspor nasional.
"Bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang rata-rata di atas 1 persen," katanya.
Sedangkan negara di dunia dengan ekspor industri kreatif paling besar adalah Amerika yang sudah mencapai 5,02 persen dari total ekspor mereka, kemudian Perancis sebesar 4,02 persen dan Inggris yakni 3,87 persen.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, mengatakan, industri kerajinan merupakan salah satu industri kreatif yang memberikan sumbangan besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dan dapat menjadi kunci dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
"Ekspor produk kerajinan ke ASEAN selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan 14,11 persen dengan nilai 27,8 juta dolar AS pada 2014," ujar Nus.
Selain itu, lanjut Nus, kunci bagi industri kreatif dalam negeri salah satunya melalui inovasi dan kejelian melihat kecenderungan pasar, serta terus meningkatkan kualitas produk.
Ekspor kerajinan Indonesia pada 2014 tumbuh sebesar 3,76 persen dengan nilai 694,34 juta dolar AS dan tren positif sebesar 2,63 persen.