REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pemprov Jabar bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersiap mengembangkan sapi Pasundan. Sapi asli Jabar yang sebelumnya disebut sapi Rancah ini, menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat.
Menurut Plt Sekda Jabar Iwa Karniwa, pihaknya sedang merancang draft memorandum of understanding (MoU) dengan Kemenristek. Kerja sama ini bertujuan untuk melahirkan kajian Quick Win 2015. “Bersama Kemenristek, kita akan melakukan pengembangbiakan sapi asli Jabar, yakni Sapi Pasundan,” ujarnya, belum lama ini .
Dikatakan Iwa, bila draft itu sudah selasai, maka segera ditandatangi Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Menristek Mohamad Nasir. Selanjutnya, kerja sama akan diperluas dengan menggandeng stakeholders lainnya seperti dari perguruan tinggi dan pihak lain yang paham soal pengembangan sapi.
Iwa mengatakan, kerja sama multi pihak seperti ini, mempunyai arti sangat penting. Sebab, persoalan sapi butuh dukungan dan sinergitas dari pihak lainnya. “Kami akan rancang perjanjian yang lebih luas lagi. Di antaranya dengan menggandeng Fakultas Peternakan Unpad,” katanya.
Menurutnya, pengembangan sapi Pasundan ini mimiliki misi untuk mencapai swasembada sapi, khususnya di Jabar. Kata dia, selama ini, Jabar kerap kekurangan daging sapi sehingga mengandalkan pasokan dari provinsi lain.
Selain itu, pengembangan sapi lokal seperti ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sapi Pasundan akan punya daya jual lebih tinggi seperti domba Garut yang juga merupakan hewan ternak asli Jabar.
Sementara itu, ada tiga lokasi yang menjadi pusta pengembangan sapi Pasundan yakni di Sukabumi, Cianjur, dan Bandung. Selain untuk menyejahterakan masyarakat, pengembangan sapi Pasundan ini bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan, sapi Rancah sudah diakui pemerintah pusat sebagai sapi asli Jabar. Melalui SK Menteri Pertanian, sapi Rancah telah punya nama baru yakni sapi Pasundan. “Sudah ‘bubur merah bubur putih’. Sapi Rancah kini punya nama sapi Pasundan,” katanya.
Namun, kata dia, sapi Pasundan yang ada di Jabar belum murni secara penuh. Tercatat hanya ada 90 persen gen asli yang ada pada sapi Pasundan di para peternak maupun di Balai Pengembangan Sapi.
Melalui kerja sama dengan Kemenristek, pihaknya berharap, lahir sapi Pasundan yang punya genetik murni. Sapi asli tersebut nantinya akan disebar ke masyarakat. “Banyak sapi Pasundan yang kurang murni karena sudah dikawinkan dengan sapi jenis lain,” katanya.
Menurutnya, bukan perkara mudah melahirkan sapi Pasundan yang murni. Hal ini karena perkembangbiakan sapi relatif lama dibandingkan hewan ternak lainnya.
Selain Sapi Pasundan, juga sedang dikembangkan pemurnian ayam Sentul yang juga merupakan ayam asli Jabar. Diperkirakan tahun ini akan lahir grand parent dari ayam tersebut.