REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak enam ruas pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sumbawa Barat hanyut saat air sungai Tiu Bulu yang menjadi sumber air baku PDAM meluap setelah hujan lebat, Senin (4/5) malam.
"Pipa yang patah dan hanyut sebanyak enam ruas dengan panjang mencapai 78 meter," kata Direktur Utama PDAM Sumbawa Barat Bambang ketika dihubungi dari Mataram, Selasa (5/5).
Menurut Bambang, jaringan pipa berbahan dasar baja dengan lapisan dalam antikarat itu dibangun sejak 2008 dengan anggaran bersumber dari APBN.
PDAM memiliki dua unit instalasi pengolahan air (IPA) di lokasi tersebut dengan dua jaringan pipa intake (pipa penyedot air dari sumber air baku ke instalasi pengolahan) yang berbeda di Desa Bangkat Monteh, Kecamatan Brang Rea.
Satu unit jaringan pipa lainnya dibangun pada 2014. Akibat putusnya jaringan pipa tersebut, suplai air dari sumber air baku ke IPA mengalami gangguan karena debit air berkurang.
Untuk memastikan suplai air ke pelanggan tidak terganggu, pihak PDAM telah memfungsikan dua unit sumur dangkal sebagai sumber air. Meski debit air berkurang, tetapi pengurangan hanya sekitar 30 sampai 40 persen karena satu unit jaringan pipa intake tetap berfungsi normal.
Ia menyatakan sejumlah personel PDAM sudah berada di lokasi sejak Selasa pagi untuk mencari pipa yang hanyut. Selanjutnya, akan dilakukan evakuasi pipa dari dalam sungai. Proses evakuasi membutuhkan waktu cukup lama karena harus menunggu air sungai surut.
"Kami telah melaporkan masalah ini ke bupati sekaligus meminta bantuan pemerintah daerah untuk perbaikan, mengingat PDAM sendiri terkendala dengan tidak adanya alat berat dan kurangnya personel," ujar Bambang