REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sedikitnya dua siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Surabaya tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) SMP yang digelar Senin ini karena menjalani perawatan di rumah sakit akibat terserang Demam Berdarah (DB).
"Ada dua siswa yang tidak bisa mengikuti UN hari ini. Sebetulnya ada tiga yang terkena DB, tapi satu siswa tetap mengikuti UN di rumah sakit," kata anggota Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Kota Surabaya Laila Mufida kepada Antara usai sidak UN di SMP 35 Surabaya.
Menurut dia, hasil dari sidaknya SMPN 35 dan SMP PGRI tersebut, diketahui ada tiga siswa yang tidak mengikuti UN yakni Dwiki Prawito (siswa SMPN 35) karena DB, dua siswa yang mengundurkan diri yakni Moh.Faisal (SMP PGRI) dan Yanuwati Kusfitriah (SMPN 35).
Sedangkan dua siswa lainnya yang tidak bisa mengikuti UN karena DB berasal dari SMP 22 Surabaya. "Satu siswa tidak bisa mengikuti UN karena kondisinya tidak memungkinkan, sehingga harus mengikuti ujian susulan. Sedangkan satu siswa lainnya tetap mengikuti UN di Rumah Sakit William Booth," kata anggota Komisi D lainnya, Dyah Katarina.
Meski demikian, lanjut Dyah, UN di SMP 22 berjalan lancar. "Semua berjalan lancar dan mengikutinya dengan tertib," katanya.
Begitu juga sidak yang dilakukan anggota Komisi D, Sutadi. Ia mengatakan pelaksanaan UN di SMP 12 yang dikunjunginya berjalan lancar.
"Tidak ada kendala. Semua sesuai juklak," ujarnya.
Selain itu, pelaksanaan SMP 12 yang diikuti 348 siswa juga digabung dengan SMP terbuka sebanyak 42 siswa, SMP Anugerah Pekerti 17 siswa. Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana mengatakan pelaksanaan UN SMP secara umum di Surabaya dengan diikuti sekitar 43 ribu siswa yang terbagi dalam 61 sub rayon berjalan lancar.
"Semua lancar, belum ada laporan kecurangan. Hanya ada beberapa siswa yang tidak bisa UN karena sakit atau alasan tertentu," ujarnya.