Senin 04 May 2015 20:14 WIB

Sumsel Bangun Jaringan Kereta Api Ringan Rp 7,3 Triliun

Rep: Maspril Aries/ Red: Dwi Murdaningsih
Alex Noerdin
Foto: Antara/ Feny Selly
Alex Noerdin

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemrov Sumsel) berencana membangun jaringan kereta api ringan atau dikenal sebagai LRT (Light Rail Transit) sering juga disebut “tram.”

“Saya sudah presentasikan rencana pembangunan LRT kepada Presiden Joko Widodo sebelum meresmikan ground breaking jalan tol Palembang – Indralaya  pekan lalu, dan Presiden setuju serta menyatakan pemerintah akan membantu membiayai pembangunannya,” kata Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Senin (4/5).

Menurut Gubernur Sumsel, jaringan sistem kereta api penumpang yang beroperasi kereta api dalam kota Palembang tersebut akan dibangun dari dari bandara intrnasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menuju komplek olahraga Jakabaring Sport City (JSC).

“Panjang jalur rel LRT tersebut sepanjang 24,5 kilometer akan melintasi 14 halte. Jalur relnya seperti jalur rel monorail yang pernah dirancang, dibangun di atas median atau tengah-tengah jalan,” ujarnya.

Kepada Presiden Joko Widodo, Gubernur Sumsel menjelaskan, pembangunan jaringan rel LRT membutuhkan dana sekitar Rp 350 miliar per kilometer. “Untuk pembangunan seluruhnya dibutuhkan dana sekitar Rp 7.3 triliun. Presiden sudah setuju dan siap menganggarkannya dalam APBN 2016,” kata Alex Noerdin.

Untuk pelaksanaan pembangunannya menurut Alex Noerdin direncanakan bisa dimulai pada 2016 dan direncanakan bisa selesai sebelum pelaksanaan Asian Games 2018.

Dengan adanya moda transportasi kereta api ringan atau LRT menurut Alex Noerdin bisa mengatasi kemacetan di Palembang yang diprediksi pada 2019 akan semakin macet.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mendesain rencana pembangunan jaringan kereta monorel pada rute yang sama bandara SMB sampai ke Jakabaring Sports City.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement