REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Meski curah hujan masih tinggi, celeng atau babi hutan di wilayah perbukitan selatan Kabupaten Banyumas, masih keluar dari habitatnya di hutan-hutan. Bahkan mereka menyerbu lahan tanaman palawija di Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. Akibatnya puluhan hektar tanaman pertanian yang ditanam warga setempat porak poranda.
Kepala Desa Cingebul, Khusnadin, mengatakan serangan hama celeng ini sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir.
"Sudah puluhan hektar kebun palawija warga yang rusak tidak panen akibat serangan hama celeng. Kerugiannya mungkin sudah ratusan juta," jelasnya, Senin (4/5).
Dia menyebutkan, serangan hama celeng tersebut tidak mengenal waktu. Tidak hanya menyerang pada malam hari, tapi juga sering menyerang kebun-kebun petani pada malam hari.
"Warga sebenarnya sudah berupaya melakukan berbagai cara untuk mencegah serangan hama celeng. Antara lain, dengan menjaga kebunnya agar tidak dirusak celeng. Namun kalau menjaga sendirian warga tidak berani, karena kalau sedang menyerang kebun, celeng yang datang bisa mencapai belasan ekor," katanya.
Khusnadin menyatakan, salah satu penyebab ganasnya serangan babi hutan ini disebabkan adanya larangan perburuan celeng di kawasan hutan perbukitan sekitar wilayah desanya. Hal ini menyebabkan populasi babi hutan semakin banyak, sementara predator alaminya seperti binatang buas, sudah tidak ada.
"Pada musim hujan seperti sekarang, sebenarnya daun-daunan sebagai makanan celeng di hutan sebenarnya cukup banak. Tapi mungkin karena sudah keenakan makan daun atau umbi-umbian di kebun petani, celeng itu lebih suka menyerbu kebun-kebun petani,: katanya.
Untuk itu, tambahnya, dalam waktu dekat warga desa berencana akan melakukan gropyokan babi hutan. Dalam acara itu, pihaknya juga akan memintan perbakin untuk menurunkan anggotanya memburu babi-babi hutan tersebut.
"Mudah-mudahan, perbakin bisa menerjunkan timnya untuk ikut memberantas hama celeng ini," jelasnya.