REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ratusan siswa tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Ambon, Sabtu (2/5), mengikuti karnaval kalesang (peduli) sampah.
Ratusan siswa dari 121 sekolah di kota Ambon mengikuti karnaval kalesang sampah dengan menggunakan pakaian daur ulang sampah, serta upaya kampanyekan sampah. Karnaval dimulai dari depan Gong Perdamaian Dunia (GPD) Ambon dan berakhir di Mapolda Maluku.
Ratusan anak sekolah menggunakan pakaian berbahan daur ulang kemasan pencuci pakaian, mie instan, karung beras, kantong plastik, koran, daun dan akar pohon yang dibuat menjadi pakaian yang menarik.
Selain menggunakan pakaian daur ulang para siswa juga membawa berbagai kerajinan dari bahan daur ulang seperti sedotan bekas menjadi taplak meja, sendok plastik yang disulap menjadi lampu hias, serta lampu dan boneka yang terbuat dari bekas gelas air mineral.
Para siswa juga membawa papan yang bertuliskan pesan agar masyarakat lebih "Kalesang" terhadap sampah, seperti nyong dan nona buanglah sampah pada tempatnya, kalesang sampah maka Ambon akan terbebas dari banjir dan tanah longsor.
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy saat melepas peserta karnaval mengatakan, masyarakat Ambon saat ini sudah kreatif memanfaatkan sampah menjadi benda yang berguna.
Kreatifitas, katanya, dimulai dari sekolah yakni para siswa yang dibantu guru dan orang tua mengolah sampah menjadi benda yang bermanfaat.
"Para kepala sekolah, guru dan orang tua telah membuktikan bahwa sampah bukan lagi benda yang kotor, tidak berguna tetapi dengan kreatifitas dapat dibuat menjadi benda yang bermanfaat, hal ini perlu diberikan apresiasi yang tinggi," katanya.
Ia mengatakan, masalah sampah bukan hanya menjadi perhatian Pemkot Ambon, tetapi pemerintah di seluruh dunia.
Sebagian negera maju telah memanfaatkan sampah sedemikan rupa, hingga tidak menjadi masalah utama. Sedangkan, untuk negara berkembang seperti Indonesia masih dalam proses memanfaatkan sampah maupun limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Menurut Richard, kebersihan kota harus dimulai dari sekolah yakni mengoptimalkan peranan siswa untuk menciptakan sekolah yang bersih, sehingga kebiasaan tersebut akan ditularkan ketika pulang ke rumah atau di lingkungan masing-masing.
"Mari bersama kita satukan tekad untuk menjadikan Ambon kota yang bersih, melalui anak-anak kita yang telah mengekspresikan kreatifitas melalui karnaval kalesang sampah ini," katanya.