REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengatakan, hasil temuannya saat melakukan kunjungan kerja pada masa reses IV 2014-2015, petani dan masyarakat merasa kesulitan mendapatkan bahan pangan, utamanya beras karena harganya yang tinggi.
"Petani menjerit karena harga pangan sangat mahal. tidak terjangkau oleh rakyat. Hasil pertanian tidak ada yang membeli karena permainan tengkulak. Bulog tidur nyenyak karena sudah menikmati proyek beras miskin (raskin) yang mencapai belasan bahkan puluhan triliun rupiah setiap tahunnya," kata Firman , di Jakarta, Sabtu.
Belum nasib nelayan yang sudah menikmati kehidupan yang layak dengan upayanya sendiri namun lagi-lagi para menteri sebagai pembantu presiden membuat kebijakan yang membumihanguskan hak hidupnya.
"Kalau saya melihat kejadian ini sudah sangat memprihatinkan. Belum lupa dalam ingatan kita demo besar-besaran yang dilakukan nelayan beberapa waktu lalu dan kemarin pada peringatan Hari Buruh "May Day" yang tidak kalah serunya melakukan unjuk rasa secara damai untuk menyampaikan aspirasinya," kata Wakil Ketua Baleg DPR RI itu.
Untuk itu, ia meminta Presiden dan Wakil Presiden yang telah mendapat mandat dari rakyat untuk tidak mengabaikan kepentingan rakyat.
"Hentikan semua hiruk pikuk perpolitikan dan kekisruhan antar aparat penegak hukum, serahkan kepada mekanisme yang ada. Dan saatnya presiden dan wakil presiden serta pembantunya konsolidasi berbuat yang lebih kongkrit untuk memperbaiki nasib rakyat ini. Karena rakyat tidak butuh pidato dan debat di media massa, rakyat perlu penyelesaian cepat," kata Firman.