Jumat 01 May 2015 17:55 WIB

Aksi Buruh di Cimahi Berlangsung Aman

Aksi buruh di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/5). Bertepatan dengan hari buruh, ribuan buruh melakukan aksi turun kejalan. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aksi buruh di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/5). Bertepatan dengan hari buruh, ribuan buruh melakukan aksi turun kejalan. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Aksi peringatan hari buruh (May Day) yang dilakukan massa dari sejumlah organisasi buruh di Kota Cimahi, Jawa Barat, hari ini berlangsung aman. Hal tersebut diungkapkan Kepala Polres Kota Cimahi AKBP Dedy Kusuma Bakti, Jumat (1/5).

"Sejauh ini situasi di wilayah Cimahi masih kondusif," kata Kapolres kepada wartawan di Cimahi.

Ia mengatakan, pengamanan untuk hari buruh 1 Mei itu diterjunkan sebanyak 498 personel tersebar di beberapa titik kawasan industri di Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

Selain itu, sejumlah personel disiagakan di kawasan rawan kemacetan serta ditugaskan pengawalan jalan raya bagi massa aksi yang konvoi menggunakan kendaraan bermotor. "Personel juga kita tempatkan di pintu tol seperti Padalarang dan Baros," katanya.

Kapolres mengatakan, pengawalan juga dilakukan bagi massa aksi yang hendak menuju Gedung Sate, Kota Bandung untuk menggelar aksi dengan buruh lainnya.

Pihaknya sengaja melakukan pengawalan massa buruh dari Cimahi itu agar selama di perjalanan aman dan tertib. "Kita lakukan pengawalan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti pengrusakan, atau gangguan terhadap pengendara lain, juga untuk menghindari kemacetan," katanya.

Aksi buruh dari berbagai industri di Kota Cimahi itu digelar di Gedung Sate, untuk menyampaikan berbagai persoalan dalam mewujudkan kesejahteraan buruh.

Koordinator Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Cimahi Bren Minardi, mengatakan, buruh yang ikut aksi ke Gedung Sate berjumlah seribuan orang

"Kami mengusung tentang isu pemerintah dan DPR telah membegal kesejahteraan rakyat, kemudian tuntutan lainnya tentang kenaikan upah, penghilangan sistem outsourcing," kata Bren.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement