REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Penyakit tipus atau tifoid yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella thypi menyerang sekitar 21 juta orang di Indonesia dan menyebabkan kematian 216 ribu orang per tahun. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh mengatakan kasus tifoid terbanyak di Indonesia terjadi pada anak berusia di bawah 15 tahun. Penyakit invasive non-typhoid salmonella (iNTS) juga tercatat sebanyak 3,4 juta kasus yang menyebabkan 681.316 kematian per tahun.
"Invasive salmonella masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menyerang banyak anak di Asia Afrika," kata Subuh di Nusa Dua, Jumat (1/5) dalam acara konferensi International Vaksin Tifoid kerja sama antara perusahaan vaksin Bio Farma dan Coalition against Typhoid (CaT).
Setiap anak, kata Subuh, berhak untuk mendapatkan kesempatan hidup yang sehat dan produktif. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mengembangkan alat diagnostik dan vaksin yang efektif untuk pengobatan mudah serta terjangkau di seluruh dunia.
Tifoid adalah serotif utama dari invasive salmonella yang dapat diobati dengan antibiotik. Namun, kata Subuh, resistensi antibiotik ini menimbulkan tantangan baru. Kurangnya alat diagnostik yang efektif membuat penanganan masalah semakin rumit. Permasalahan ini mendasari kebutuhan menggunakan vaksin tifoid dalam jangka pendek.
"Meskipun telah ada rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memprioritaskan penggunaan vaksin tifoid lebih awal, namun penggunaannya masih minim di daerah endemik," ujar Subuh.