REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Bali menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Internasional Tifoid IX bertempat di Hotel Westin, Nusa Dua, 30 April-3 Mei 2015. Coalition against Typhoid (CaT) ini bekerja sama dengan perusahaan nasional produsen vaksin terbesar di Indonesia, Bio Farma.
Acara bertemakan 'Conference on Typhoid & Invasive Non-Typhoid Salmonella (NTS) Disease' ini dihadiri 200 ahli kesehatam masyarakat seluruh dunia. Mereka membahas strategi pemberantasan penyakit tifoid dan invasive non-typhoid salmonella (iNTS). Sejumlah pembicara mempresentasikan penelitian mereka mengenai beban penyakit, strategi intervensi yang efektif dan efisien, serta rekomendasi kebijakan global untuk salmonella invasive.
"Kami sangat bangga dan menyambut baik atas kepercayaan sebagai mitra penyelenggara acara ini, bekerja sama dengan CaT," kata Iskandar, Direktur Utama Bio Farma, Jumat (1/5).
Tifoid atau tipus adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Salmonella thypi. Penyakit ini banyak ditemukan di Indonesia dan erat kaitannya dengan higienitas atau kebersihan. Iskandar menambahkan pertemuan ini memberi peluang bagi Bio Farma untuk percepatan kapasitas riset. Pasalnya, perusahaan plat merah ini memiliki ekspertis dan pengalaman di bidang ini.
Selain vaksin tifoid konjugat, Bio Farma juga mengembangkan vaksin rubella dan campak atau Measles Rubella (MR) yang sedang dalam tahap uji praklinis. Bio Farma juga mengembangkan new TB vaccine yang masih dalam tahap basic research, serta produk lifescience lainnya yang berada dalam tahap pipeline riset dan pengembangan.
Konferensi Internasional Tifoid dan Penyakit NTS IX ini menjadi simbol konferensi dalam menunjukkan beban penyakit global dari invasive salmonella. Konferensi ini juga membahas penelitian yang fokus terhadap kesehatan masyarakat dalam mengatasi hambatan untuk mendiagnosis, menangani, dan mencegah infeksi salmonella.