Kamis 30 Apr 2015 19:42 WIB

Aher Siap Diperiksa Terkait Kasus Stadion BLA

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku siap diperiksa pihak kepolisian terkait polemik Stadion Bandung Lautan Api (BLA). Saat ini, pembangunan proyek stadion megah tersebut bermasalah dan telah menyeret pejabat Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung sebagai tersangka korupsi.

"BLA kan bantuannya dari Provinsi ya wajar saja kalau ada keterangan dari Gubernur," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan di Gedung Sate, Kamis (30/4).

Aher mengatakan, dirinya hanya bertanggung jawab terhadap pencairan dana untuk pembangunan BLA. Terkait penggunaan anggaran, Ia mengaku hal tersebut menjadi tanggung jawab pengguna anggaran.

"Kalau bantuan gak saya tandatangani kan gak jadi dong pembangunannya, gak ada BLA dong kalao gak ada tandatangan. Sebatas itu," katanya.

Menurut Aher, seharusnya pengguna anggaran bisa lebih tertib dalam menggunakan anggaran maupun bantuan dari provinsi. Karena, yang bertanggung jawab adalah pihak menggunakan anggaran. Jadi, kalau gubernur yang harus bertanggung jawab, akan enak banget yang tandatangan pencairan gubernur terus yang menggunakan anggaran yang dibawah, tapi ketika salah gubernur juga yang harus bertanggung jawab.

"Kalau yang salah yang dibawah tapi yang tanggung jawab Gubernur, semua Gubernur akan masuk penjara dong," katanya.

Aher mengaku pihaknya belum menerima hasil kajian dari Kemen-PU terkait Stadion BLA. Maka dari itu, Ia belum bisa memastikan apakah pembukaan PON 2016 masih akan dilangsungkan di GBLA atau tidak.

"Yang jelas kepastiannya dululah apakah GBLA bisa digunakan atau tidak," katanya.

Kalau bisa diperbaiki, kata dia, berarti yang rusak akan diperbaiki. Kalau tidak bisa, maka Pemprov Jabar akan mencari tempat lain untuk pembukaan PON. "Sampai saat ini saya belum menerima infonya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement