Kamis 30 Apr 2015 14:38 WIB

Kota Tua Jakarta akan Lahirkan Banyak Kreatif Seni

Rep: puti almas/ Red: Damanhuri Zuhri
Dua perempuan, pengunjung kawasan Kota Tua Jakarta, berjalan di antara pedagang kakilima di kawasan Taman Fatahillah, Jakarta.
Foto: Antara/Paramayudha
Dua perempuan, pengunjung kawasan Kota Tua Jakarta, berjalan di antara pedagang kakilima di kawasan Taman Fatahillah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gedung Cipta Niaga ini akan disewa selama 20 tahun oleh Pemprov DKI Jakarta dan difasilitasi oleh PT JOTRC untuk menjadi sebuah tempat yang layak dan nyaman. Gedung ini dipilih menurut Lin karena memenuhi syarat yang diberikan Pemprov DKI.

Pertama karena keadaan gedung yang masih layak pakai, sehingga hanya membutuhkan renovasi kecil. Selain itu, di sekitar Gedung Cipta Niaga juga tidak banyak pedagang kaki lima dan yang paling penting adalah lokasi ini mudah diakses karena dekat dengan pusat transportasi.

"Akan ada renovasi kecil yang kita lakukan untuk gedung ini. Seperti mendesai interior dalam gedung dengan dinding redup suara, juga pencahayaan yang sesuai untuk tempat pendidikan dan berkumpulnya komunitas musik, teater, serta film," ujar direktur PT JOTRC Lin Che Wei, Rabu (29/4) di Jakarta.

Ia menjelaskan pengintergrasian pendidikan, seni, dan pembentukan komunitas merupakan hal yang sangat baik untuk diadakan tidak hanya di Jakarta, tetapi di setiap kota yang ada di Indonesia.

Diharapkan dengan gerakan ini, pengembangan budaya dan pendidikan yang sebelumnya memang sudah menjadi bagian sejarah di Kota Tua dapat terwujud kembali.

Tidak hanya itu, meski nantinya banyak mahasiswa dari IKJ yang melakukan kegiatan ekstrakurikuler di gedung ini, semua komunitas maupun orang-orang yang tertarik dengan seni film, musik, dan teater dapat datang kesini.

Bahkan, diharapkan dengan hal ini partisipasi masyarakat semakin besar sehingga banyak orang yang menghasilkan karya-karya seni kreatif mereka, khususnya anak-anak muda Ibu Kota.

Seniman Goenawan Mohammad mengatakan dengan dicanangkannya pendidikan serta komunitas untuk musik, teater, film di Kota Tua banyak hal yang bisa dipelari oleh banyak orang.

Tidak sekadar membangun gedung, tetapi mengisinya dengan strategi pembangunan komunitas dan pendidikan seni adalah hal yang paling penting.

"Hal yang paling penting adalah merencanakan strategi pembangunan komunitas dan seni, tidak hanya sekadar membangun gedung. Dengan demikian, pelestarian budaya dan seni dapat terwujud sepenuhnya," ujar Goenawan.

Pria kelahiran 29 juli 1941 ini juga mengatakan sudah selayaknya Indonesia belajar dari Korea Selatan dan Iran.

Goenawan menjelaskan, bila melihat Korea Selatan, pemerintah dalam negara itu begitu peduli dengan pengembangan kebudayaan dan kesenian mereka. Jika melihat Iran, negara ini mampu membuat karya-karya film yang memukau hanya dari fasilitas seadanya yang ada di wilayah mereka.

Dengan upaya ini, diharapkan banyak masyarakat yang semakin sadar betapa pentingnya melestarikan kebudayaan dan seni di negara kita. Tidak hanya itu, lokasi di kawasan Kota Tua juga diharapkan dapat membuat banyak orang yang menghargai warisan cagar budaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement