Kamis 30 Apr 2015 02:33 WIB

Marwan: Transmigrasi Ciptakan Kawasan Pertumbuhan dan Pemerintahan

Rep: c14/ Red: Taufik Rachman
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar.
Foto: Ist
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keberhasilan program transmigrasi mengatasi masalah kemiskinan bukan sekedar klaim. Pasalnya, program transmigrasi selama ini disebut-sebut memiliki track record yang sangat baik dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar mengatakan, lebih dari 2,2 juta kepala keluarga (KK) atau sekitar 8,8 juta orang warga transmigran berhasil dientaskan dari kemiskinan selama 64 tahun terakhir.

"Bukti nyata keberhasilan program transmigrasi adalah berkembangnya unit-unit permukiman transmigrasi menjadi sentra-sentra produksi yang menggerakkan ekonomi wilayah sekitarnya, bahkan kawasan tersebut berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru," ungkap Menteri Marwan di Jakarta, Rabu (29/4).

Lebih lanjut, Marwan menjelaskan, bermula dari pusat-pusat pertumbuhan baru tersebut, juga telah terbentuk pusat pemerintahan baru. Tercatat sebanyak 1.168 desa, 385 kecamatan, serta 104 kabupaten/kota baru.

"Bahkan, terdapat dua ibukota provinsi di Indonesia berasal dari unit permukiman transmigrasi, yaitu Mamuju ibukota Provinsi Sulawesi Barat, dan Tanjung Salor atau Bulungan ibukota Provinsi Kalimantan Utara," ujar dia.

“Dapat dibayangkan berapa juta orang penduduk asli di sekitar kawasan transmigrasi yang selama ini juga turut memanfaatkan berbagai peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga, mereka pun terentaskan dari kemiskinan dan pengangguran, memiliki penghasilan layak untuk hidup sejahtera bersama keluarga” imbuh Menteri Marwan.

Oleh karena itu, dia menegaskan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas pelaksanaan transmigrasi dengan menerapkan pendekatan transmigrasi berbasis kawasan yang lebih komprehensif. Yakni, tidak hanya berbasis spasial semata atau berdasarkan produk unggulan tertentu, tetapi lebih menekankan pemberdayaan masyakat di kawasan transmigrasi secara terintegrasi dengan kawasan sekitarnya.

"Kita tidak semata-mata memindahkan orang untuk mengisi kekosongan wilayah atau sekadar menggarap lahan untuk menghasilkan produk-produk tertentu, tetapi orientasi kita yang paling utama adalah bagaimana menyinergikan dan memberdayakan SDM dan SDA kita untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara lestari, dan berkelanjutan yang mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di kawasan transmigrasi dan sekitarnya," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement