Rabu 29 Apr 2015 19:35 WIB

'Negara Butuh Kartini Modern'

Dialog terbuka dan temu warga pada masa reses di Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (28/4) lalu.
Foto: dokpri
Dialog terbuka dan temu warga pada masa reses di Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (28/4) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa ini memerlukan Kartini-Kartini baru yang terus menggelorakan kesetaraan gender di segala aspek bukan hanya secara sosial, tetapi juga politik, hukum, ekonomi, dan budaya.

“RA Kartini memang sudah tiada, Kartini niscaya selalu diperingati sebagai simbol perjuangan emansipasi wanita di Indonesia, karena patriotismenya saat banyak wanita masih terbelakang dan lemah secara sosial. Tetapi seorang RA Kartini mampu menjadi teladan dan bahkan martir Bangsa ini dalam memperjuangkan kesetaraan aktivitas sosial kaum wanita Indonesia saat itu di tengah-tengah penindasan penjajah," ujar anggota MPR dari Fraksi PAN, Riski Sadig, saat dialog terbuka dan temu warga dalam masa reses di Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (28/4) lalu.

Riski melanjutkan, wanita adalah figur yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, bahkan Siti Khadijah, istri pertama Rasulullah, adalah sosok yang cocok menjadi salah satu teladan yang utama untuk kalangan muslimah, sosok wanita karier yang tetap salihah menjadi istri yang berbakti dan setia meskipun saat itu lebih tinggi secara sosial ekonomi dibandingkan Rasulullah saat itu,

"RA Kartini dan Siti Khadijah adalah figur-figur yang baik dalam hal emansipasi wanita modern saat ini, sehingga tak perlu ada yang merasa lebih rendah atau tinggi dengan kalangan pria. sering kekerasan yang dialami kaum wanita di dalam rumah tangganya salah satu pemicu adalah karena pihak wanita merasa lebih direndahkan kaum pria dalam kehidupannya di dalam rumah tangganya sehari-hari, sehingga timbul perselisihan yang terkadang berujung pada peristiwa KDRT," katanya.

Riski juga menuturkan, peringatan Hari Kartini sebaiknya tidak sekedar kegiatan simbolis berupa penampilan menggunakan kebaya,tetapi juga meningkatkan peran bersama agar perempuan Indonesia berkualitas, cerdas, melahirkan anak yang sehat, membesarkan anak yang soleh dan salihah, membina keluarga bahagia dan sejahtera.

Secara khusus, ia menyampaikan Selamat Hari Kartini 2015 kepada seluruh kaum perempuan Indonesia di dalam negeri maupun mancanegara. Ia yakin wanita Indonesia mampu menjadi penentu kekuatan bangsa agar makin maju dan berpengaruh di dunia, karena wanita memiliki peranan sebagai istri dan ibu di dalam keluarga. Manifestasi mimpi Kartini ataupun Siti Khadijah dalam hal emansipasi wanita, kata dia, semakin terasa manfaatnya. Hanya saja perlu edukasi sejak dini agar emansipasi wanita dapat terus berlangsung secara proporsional dan berkontribusi terhadap kehidupan bernegara.

“Negara dalam hal ini pemerintah wajib terus memberikan perlindungan dan pembinaan kepada seluruh kaum wanita yang tak berdaya secara sosial, budaya, hukum, politik, dan ekonomi; bentuk pembinaan mulai dari lingkup terkecil melalui aktivitas kader PKK dan Posyandu, hingga pemberdayaan yang mengarah kepada gerakan ekonomi kreatif,” kata Ketua DPP PAN 2015-2020 tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement