REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pelayanan lalu litas udara lagi-lagi dikejutkan dengan candaan salah seorang penumpang yang mengaku membawa bom. Kali ini canda tersebut menerpa maskapai Batik Air anak perusahaan dari Lion Air.
"Kejadiannya di pesawat Batik Air tujuan Jakarta-Palembang dengan nomor penerbangan ID 6870," kata Head of Corporate Secretary Lion Group, Kapten Dwiyanto, Rabu (29/4) di Tangerang.
Dwiyanto mejelaskan kejadian tersebut terjadi di Bandara Sekarno-Hatta terminal 1C. Katanya, seorang pria bernama Ivan Yuswil mengaku membawa tas berisi granat.
"Bercanda ataupun tidak, perkataan seperti itu masuk dalam kategori bomb threat," kata Dwiyanto.
Hal tersebut, jelas Dwiyanto, membuat pilot pesawat menurunkan semua penumpang untuk pemerikasaan. Tambahnya, hal tersebut sudah menjadi prosedur standar keamanan.
"Bagian internal kami juga memeriksa semua penumpang termasuk orang yang bilang ada granat tadi," jelas Dwiyanto.
Sementara Ivan, terang Dwiyanto, menjalani pemeriksaan oleh Kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta. Tambahnya, setelah dinyatakan steril, penumpang baru diberangkatkan dengan pesawat yang tersedia disana.
Sebelumnya, belum habis sepekan maskapai Lion Air juga mengalami penundaan terbang lantaran seorang Perwira Pembantu Madya Staff Anggaran dan Perencanaan Komando Armada RI Kawasan Barat (Pabandya Srena Koarmabar) TNI AL mengaku membawa tas berisi bom.
Kasus tersebut membuat penumpang Lion Air dipindahakan ke pesawat pengganti dengan nomor penerbngan JT 250 No. Register PK-LOR. Pesawat tersebut akhirnya bisa terbang menuju Padang pada 14.00 WIB.
Atas aksinya itu, Letkol Ganda Wilaga tak bisa ikut terbang lantaran Lion Air menolak untuk mengangkut anggota TNI tersebut. Selain itu, Letkol Gandawilaga juga diharuskan membuat pernyataan permintaan maaf serta menyatakan bahwa pernyataannya tersebut hanya bercanda.