REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah sudah melunasi utangnya kepada International Money Fund (IMF) pada 2006 silam. Sehingga, sejak tahun itu pun pemerintah Indonesia sudah terbebas dari utang yang dipinjamnya saat krisis moneter yang terjadi pada 1998 silam.
"Ya memang kalau utang kita IMF itu terjadi saat krisis 1998, 25 miliar dolar. Nah itu memang jelas itu sudah kita lunasi pada tahun 2006," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/4).
Ia menjelaskan saat itu pemerintah Indonesia memiliki cadangan keuangan yang cukup baik dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) serta diturunkannya nilai belanja subsidi. Sehingga, kata dia, pemerintah mampu melunasi utang yang dimilikinya kepada IMF.
"Karena waktu itu kita pikir apa ini dibayar sesuai jadwal. Justru dipercepat karena jadwal pembayarannya 2010 berakhirnya. Karena utang itu 12 tahun. Kita percepat waktu itu. Jadi kalau yang dimaksud utang waktu krisis sebenarnya tidak. Sudah lunas," jelas Wapres.
Sementara itu, ketika mencanangkan Program Sejuta Rumah di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo masih mengatakan Indonesia punya utang pada IMF dan ADB.
Ia menyebutkan dalam peringatan KAA ke-60 dirinya juga menyampaikan pandangannya terhadap lembaga internasional seperti PBB, IMF, Bank Dunia dan ADB.
"Saya menyampaikan pandangan saya tentang PBB, IMF, WB (world bank)," ucapnya, Rabu (29/4).
Presiden juga menyebutkan saat ini Indonesia masih memiliki utang sebesar sekitar Rp2.600 triliun.
"Kita masih utang di WB dan ADB. Total utang ada sekitar Rp2.600 triliun, baik bilateral maupun multilateral," ujarnya.