Rabu 29 Apr 2015 16:30 WIB

Gerobak Sapi Jadi Aset Wisata DIY

Rep: C97/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gerobak Sapi (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Gerobak Sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gerobak sapi jadi aset wisata baru bagi DIY. Hal ini disampaikan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas saat meresmikan jalur wisata Gerobak Sapi di Omah Teh, Sumodaran, Purwomartani, Kalasan.

Jalur tersebut memiliki jarak sejauh lima kilometer, mengitari jalur Selokan Mataram. Dengan rute dari Candi Candi Sari ke Candi Sari.

Sebanyak 10 gerobak sapi bakal dioperasikan di jalur wisata tersebut. Paket wisata gerobak sapi sendiri terselenggara atas kerja sama masyarakat dan Omah Teh. Karena hal tersebut, Wakil Bupati Sleman, Yuni Satya Rahayu mengapresiasi keberpihakan masyarakat terhadap pengembangan pariwisata Sleman.

"Terimakasih saya ucapkan kepada masyarakat atas kesediaannya untuk merealisasikan wisata gerobak sapi. Saya harap program ini bisa sukses dan banyak peminatnya. Kalau perlu mintalah promosi ke paket tour travel dan restoran. Bahkan bisa minta jatah paket wisata ke bandara juga," tutur Yuni di acara peresmian.  

Menurutnya, gerobak bisa digunakan untuk aktivitas petani. Ia pub berjanji akan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk pengembangan pariwisata di Sumodaran. Yuni berpendapat, program Gerobak Sapi ini dapat meningkatkan perekonomian dan pemberdayaan masyarakat. Sebelumnya, menurut Yuni, Sultan meminta agar para bajingan (supir gerobak sapi) membentuk paguyuban.

"Mudah-mudahan dengan begini, gerobak sapi dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Selain itu saya berharap, wisata Gerobak Sapi bisa dikembangkan di daerah lain juga. Bukan hanya di Sumodaran," ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh GKR Hemas.  Istri Sultan Hamengkubuwono IX itu berharap agar ke depannya gerobak sapi dapat bisa dipromosikan ke masyarakat dunia. Angkutan tradisional ini harus menjadi ciri khas Jogja yang bisa dilestarikan.

"Jangan kalah sama angkot. Gerobak sapi kan lebih menguntungkan. Ditambah sekarang bensin mahal. Saya ingat betul, dulu setiap jam empat pagi saya selalu dengar kelontongan gerobak sapi. Sekarang semuanya sudah berubah. Dulu saja saya sering mandi di Kali Code. Sekarang, boro-boro mandi," ungkapnya kecewa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement