Rabu 29 Apr 2015 14:23 WIB

Dubes Ditarik, RI Diminta Fokus pada Hubungan Bilateral

Rep: C93/ Red: Indira Rezkisari
Michael Chan, adik terpidana mati asal Australia Andrew Chan melakukan kunjungan terakhir sebelum pelaksanaan eksekusi mati di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Selasa (28/4). (Antara/Idhad Zakaria)
Michael Chan, adik terpidana mati asal Australia Andrew Chan melakukan kunjungan terakhir sebelum pelaksanaan eksekusi mati di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Selasa (28/4). (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengungkapkan hubungan bilateral lebih penting daripada terjebak mengurusi hukuman mati yang memang harus dilakukan. Pernyataannya terkait beberapa negara yang menarik Duta Besarnya dari Indonesia.

 

“Hubungan bilateral lebih mulia daripada mengungkit-ungkit perih di masa lalu yang menyesakka kedua negara,” katanya, Rabu (29/04).

 

Teuku pun tidak memungkiri, eksekusi hukuman mati bakalan merusak hubungan bilateral antara negara yang terlibat. Tidak menutup kemungkinan juga, lanjut dia, mahasiswa dan diplomat Indonesia di luar negeri merasa tidak nyaman.

 

“Sebenarnya bukan negaranya yang menimbulkan ketidaknyamanan tersebut. Tetapi rakyat yang sering kali tidak bisa membedakan isu kenegaraan dengan isu kriminal,” tambahnya.

 

Sebelumnya, eksekusi terhadap delapan terpidana mati kasus narkoba telah dilaksanakan dini hari tadi. Meski, dari 9 terpidana yang akan dieksekusi, eksekusi terhadap Mary Jane asal Filipina batal dilakukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement