Rabu 29 Apr 2015 14:10 WIB
Eksekusi mati gembong narkoba

Pascaeksekusi Mati, RI Hadapi Hubungan Diplomatik yang Berat

Rep: C82/ Red: Indira Rezkisari
Keluarga terpidana mati asal Australia Myuran Sukumaran, melakukan kunjungan terakhir sebelum pelaksanaan eksekusi mati di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Selasa (28/4).  (Antara/Idhad Zakaria)
Keluarga terpidana mati asal Australia Myuran Sukumaran, melakukan kunjungan terakhir sebelum pelaksanaan eksekusi mati di dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Selasa (28/4). (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya mengatakan, pasca eksekusi para terpidana mati narkoba dini hari tadi, hubungan diplomatik Indonesia dengan beberapa negara sahabat pasti memburuk.

Tantowi mengatakan, reaksi marah sudah ditunjukkan oleh Perdana Menteri, rakyat dan pers Australia kepada Indonesia pasca dieksekusinya dua warga negaranya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Reaksi serupa, lanjutnya, tentu akan ditunjukkan pula oleh negara-negara lain yang warganya dieksekusi.

"Kita sedang memasuki fase berat dalam rangka penegakan kedaulatan hukum dan dalam rangka mendapatkan penghormatan dari negara-negara lain. Untuk itu kita harus dukung sikap konsisten pemerintah dan bersama-sama dalam menghadapi reaksi keras dari masyarakat dunia," kata Tantowi dalam keterangannya, Rabu (29/4).

Tantowi mengatakan, hubungan Indonesia-Australia memang seringkali turun naik karena berbagai hal. Namun, menurutnya, saat ini, Indonesia sedang menuju salah satu titik terburuk dalam konteks diplomatik, terutama setelah Abbot memanggil pulang Dubesnya di Jakarta. "Walau kita menyayangkan sikap tersebut namun kita dapat mengerti dan menghormati keputusan mereka. Tidak perlu kita mengeluarkan pernyataan yang menambah perih dan duka mereka," ujarnya.

Politikus Golkar itu mengatakan, Menteri Luar Negeri dan para Diplomat Indonesia, khususnya yang bertugas di negara yang warganya telah dan akan dieksekusi harus bisa menjelaskan sikap Indonesia dalam bahasa diplomatik yang santun namun tegas kepada pemerintah dan rakyat setempat.

Ia pun menegaskan, DPR mendukung penuh sikap pemerintah terkait hukuman mati. Menurut Tantowi, pemerintah harus tetap konsisten menjalankan hukuman mati karena hukuman tersebut merupakan bagian dari hukum positif Indonesia.

Meski begitu, ia mengingatkan pemerintah untuk tidak terlalu mengekspos hukuman mati demi menghindari polemik berkepanjangan di masyarakat. "Ke depan eksekusi tidak perlu diekspos secara berlebihan karena walau bagaimanapun ini menyangkut nyawa manusia dan kehormatan suatu negara," ujarnya.

"Ekspos kelamaan hanya akan menimbulkan diskursus publik yang tidak produktif. Kedaulatan hukum kita tegakkan, hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat tetap kita jaga dan pelihara," kata Tantowi lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement