Rabu 29 Apr 2015 13:55 WIB

Soal Eksekusi Mati, Indonesia Jangan Merasa Menang

Rep: C93/ Red: Ilham
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah menyarankan pemerintah Indonesia jangan merasa menang, apalagi kalah. Hal itu dikatakannya lantaran beberapa negara menarik Duta Besarnya dari Indonesia setelah dilakukannya eksekusi mati terhadap terpidana kasus narkoba.

 

Dia menghimbau agar semua negara bisa bersikap bijaksana menghadapi situasi ini. Harusnya, negara-negara tersebut sadar bahwa setiap pelaku kejahatan narkoba itu adalah musuh bersama. Indonesia juga harus bisa meningkatkan jalinan kerjasama yang sudah ada, bukan malah terputus akibat permasalahan tersebut.

“Banyak sekali MOU yang belum kita follow up dengan Australia,” katanya kepada Republika, Rabu (29/04).

 

Seperti kita ketahui, eksekusi terhadap delapan terpidana mati kasus narkoba telah dilaksanakan dini hari tadi. Termasuk dua warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Karena eksekusi itu, Australia telah memulangkan Duta Besarnya untuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement