REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan program transmigrasi merupakan solusi konkret mengatasi masalah kemiskinan di Provinsi Jakarta.
Menurutnya, kemiskinan adalah problem bangsa yang harus secepatnya dientaskan karena menjadi hambatan dalam upaya pensejahteraan rakyat.
Apalagi kemiskinan memang masalah yang sifatnya laten dan tidak mudah diatasi. Upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan dengan berbagai macam cara.
"Namun, penurunan jumlah penduduk miskin masih belum mencapai angka yang diharapkan. Untuk itu, solusi konkret untuk mengatasinya adalah dengan program transmigrasi," ujarnya, Ahad (26/4).
Meskipun ia akui tidak mudah tetapi ia optimistis transmigrasi bisa menjadi solusi konkretnya. Bahkan, bisa jadi program andalan dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Sebelumnya, dalam acara Penutupan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada Jumat (24/4) di Bandung, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo mengakui kemiskinan menjadi tantangan utama negara-negara Asia-Afrika, termasuk Indonesia yang belum bebas dari masalah kemiskinan dan ketertinggalan dari negara-negara maju.
Seperti Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan target penurunan angka kemiskinan di Indonesia pada level 7,5 persen pada tahun 2015.
Target ini kelihatannya hampir mustahil dicapai, karena sampai dengan akhir tahun 2014 angka kemiskinan masih berada pada level 10,96 persen dari total penduduk Indonesia atau sebesar 27,7 juta orang.
Sementara untuk tahun 2015 target penurunan angka kemiskinan yang dicanangkan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah sebesar 0,6 persen menjadi 10,3 persen atau sebesar 26 jutaan orang.
Diperkirakan baru pada akhir tahun 2017 target MDGs tersebut bisa tercapai, dengan syarat penurunan kemiskinan selama dua tahun kedepan secara konsisten berhasil mencapai angka 0,6 persen atau lebih.
"Saya yakin program transmigrasi bisa memberikan sumbangsih nyata dalam upaya menurunkan angka kemiskinan yang ditargetkan pemerintah," ujarnya.
Karena, kata Marwan, melalui program transmigrasi bisa diputus sumber penyebab terjadinya kemiskinan yang membuat keluarga miskin sulit lepas dari jeratan kemiskinan. Solusinya adalah membuka selebar-lebarnya akses keluarga miskin terhadap pekerjaan atau usaha mandiri dengan penghasilan yang layak.
Hal ini bisa dipenuhi melalui program transmigrasi karena nantinya setiap keluarga transmigran akan mendapatkan jatah lahan untuk digarap, rumah tinggal sederhana, sarana maupun peralatan secukupnya, penyuluhan, dan biaya hidup (jadup).
"Jadi, warga transmigran yang sebelumnya miskin mempunyai sumber penghasilan yang layak dan kehidupan yang lebih bermartabat," katanya.
Pemerintah juga akan membangun infrastruktur di kawasan permukiman transmigrasi, tempat ibadah, sekolah, sarana medis, dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Dengan adanya berbagai fasilitas ini, ia optimistis warga transmigran dapat menggarap lahan dengan tenang dan produktif, karena anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik, mendapat layanan kesehatan memadai, bisa melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaannya dengan nyaman.
Keluarga transmigran juga bisa menambah penghasilan dengan mengembangkan berbagai usaha kreatif seperti industri kerajinan rumahan dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada, atau usaha lainnya seperti warung makan, warung kelontong, dan usaha lainnya yang bisa meningkatkan kesejahteraan.