Ahad 26 Apr 2015 05:25 WIB

Fadli Zon: KMP Belum Dapat Tawaran Menteri

Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon menegaskan hingga kini Presiden Joko Widodo belum memberikan tawaran kepada partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), untuk menduduki jabatan menteri.

"Belum ada tawaran. Tapi kami tidak mau berandai-andai, kami memilih berada di luar pemerintahan," kata Fadli Zon saat ditemui usai memberikan pengarahan pada temu dan konsolidasi kader Gerindra di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/4).

Hingga kini, kata dia, partai politik yang tergabung dalam KMP lebih memilih di luar pemerintahan. Tetapi kalau melihat dinamika politik yang ada dan pemerintah membutuhkan peran serta KMP, tentu harus melalui mekanisme.

"Saya kira harus diputuskan bersama-sama kalau pemerintah ingin KMP masuk dalam jajaran kabinet," ujarnya.

Fadli Zon juga mengakui dari hasil survei, masyarakat menginginkan agar KMP masuk dalam jajaran pemerintahan. Syaratnya Presiden Joko Widodo, benar-benar melakukan pergantian Kabinet Kerja.

"Tapi kami harus melihat dulu seperti apa. Kami tidak mau berandai-andai. Saat ini pemerintah punya kendali, mereka butuh atau tidak, belum ada kepastian," ucap Wakil Ketua DPR RI ini.

Menurut dia, sejak awal pemilihan anggota Kabinet Kerja, banyak orang yang tidak berada tepat pada tempatnya dan bukan terbaik di bidangnya. Sehingga sejak satu bulan pemerintahan, Presiden Joko Widodo seharusnya melakukan perombakan kabinet.

Menteri yang paling disorot kinerjanya adalah bidang ekonomi yang tidak terlalu banyak kemajuan, bahkan dinilai mengalami kemunduran. "Kalau tidak 'reshuffle' kasihan nanti buang-buang waktu. Tentu untuk menilai siapa yang harus diganti, tanya saja kepada masyarakat, tingkat kepuasan seperti apa, mana yang memang disukai dan tidak," ucap Fadli Zon.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement