Jumat 24 Apr 2015 18:58 WIB

‘Beri Pekerjaan Kepada Anak Muda Agar Mereka Tidak Menjadi Radikal’

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Didi Purwadi
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, bersama ratusan pelajar Madrasah Aliyah Negeri 12, Kosambi Cengkareng, Jakarta , Jumat 24/4).
Foto: Istimewa
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, bersama ratusan pelajar Madrasah Aliyah Negeri 12, Kosambi Cengkareng, Jakarta , Jumat 24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, mengatakan negara tak bisa membiarkan generasi muda terpapar  paham radikalisme. Sebab, kalau paham dipercaya secara luas oleh anak-anak muda, maka risikonya dalam waktu yang tak terlalu lama lagi keutuhan negara akan terkoyak.

''Paham radikalisme yang sekarang sedang top itu adalah ISIS. ISIS ini hanya salah satu paham saja, sebelumnya ada paham-paham radikalisme lain yang berkembang. Untuk itu, negara harus bisa menggandeng dan menyelamatkan anak muda agar anak muda tak terpapar radikalisme," kata Tantowi.

Tantowi mengatakan hal tersebut ketika berbicara di depan ratusan pelajar Madrasah Aliyah Negeri 12, Kosambi Cengkareng, Jakarta , Jumat 24/4). Tantowi saat itu menggelar Sosialisasi 4 Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Menurutnya, masuknya paham radikal ke dalam kalangan generasi muda itu tidak melalui sebab yang tunggal. Namun di antara itu ada satu hal yang bisa dikatakan menjadi faktor utamanya, yakni minimnya pengetahuan masyarakat atas soal-soal radikalisme yang berkembang pada saat ini.

"Karena mempunyai pengetahuan yang minim, maka masyarakat kita menjadi rentan,'' katanya. ''Mereka tak perlu merasa tahu mengenai paham apa yang dianut anak-anak mereka.''

Faktor lainnya yang mendorong radikalisme masuk dan berkembang ke dalam masyarakat Indonesia adalah karena mereka banyak yang memiliki keimanan yang lemah. Akibat iman yang lemah ini, maka pikiran pun menjadi mudah dimasuki paham-paham baru.

"Faktor lain yang tak kalah penting membuat paham radikal bisa merasuk secara luas adalah kuatnya beban himpitan ekonomi yang ditanggung sebagian besar masyarakat kita,'' kata Tantowi.

''Jadi sebenarnya diantara yang ikut paham radikal itu mereka tahu bila paham dianutnya salah,'' katanya. ''Namun karena miskin maka mereka menjadi masa bodoh karena bagi mereka yang  penting dapat uang banyak.''

Menyadari kelemahan itu, maka negara harus betindak secara konkret untuk menyelematkan generasi muda. "Mulai sekarang dan ke depan, negara harus menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup bagi rakyatnya. Generasi muda tak bisa dibiarkan tanpa pekerjaan,’'' tandas Tantowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement