REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala SMAN 29 Jakarta, Ratna Budiarti, menyanggah keterlibatan sekolahnya dalam pesta bikini perayaan usainya UN SMA. Menurutnya, itu adalah rekayasa pihak penyelenggara kegiatan.
"Itu tidak benar. Bukan seperti yang diberitakan," kata Ratna kepada Republika, Kamis (22/4).
Dalam iklan kegiatan yang beredar di media sosial, tercantum enam belas sekolah di Bekasi dan Jakarta yang disebut mendukung acara tersebut. Bahkan, satu di antaranya adalah sekolah keagamaan. Ratna mengaku geram dengan informasi yang beredar tersebut. Ia berharap, penyelenggara kegiatan dikenai sanksi hukum yang tegas.
"Pihak EO sudah kami hubungi tetapi selalu menghindar. Tidak pernah diangkat," ujarnya.
SMAN 29 Jakarta menyatakan telah melakukan koordinasi untuk memastikan tak ada siswa yang menghadiri pesta itu. Bahkan, Ratna berniat mendatangi langsung lokasi kegiatan pada jadwal yang tercantum.
"Wakil Kepsek sudah menanyakan kepada anak-anak, semua tidak ada yang akan datang. Saya juga sudah klarifikasi anak-anak. Kami akan sambangi tempat tersebut apakah benar ada acara," Ratna menegaskan.
Selanjutnya, Ratna akan berkoordinasi dengan orang tua agar menjaga anak mereka. Menurutnya, berbagai kegiatan sekolah diharapkan berguna untuk membangun karakter bangsa. Karenanya, SMAN 29 tidak akan mengizinkan siswa mengikuti kegiatan semacam itu.
"Jika memang ada yg ketahuan datang ke sana, maka kami akan tindak lanjuti sesuai dengan aturan sekolah. Kami punya aturan yang ketat soal hal ini," ucapnya.