REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab bertanya pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai alasan pemerintah menghentikan subsidi BBM. Hal itu ditanyakan PM Ibrahim saat melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi di sela-sela perhelatan Konferensi Asia Afrika di Jakarta, Kamis (23/4).
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, kepada PM Ibrahim, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa selama ini subsidi telah salah sasaran sehingga harus dihentikan dengan cara dialihkan ke sektor produkif.
"Presiden Jokowi menjelaskan alasan dan mekanisme pengalihan subsidi untuk mendukung sektor produktif, pembangunan infrastruktur, dan bantuan pendidikan serta kesehatan untuk rakyat," ujarnya di Jakarta Convention Center, Kamis (23/4).
Mesir sebelumnya dikenal sebagai salah satu negara yang memberikan subsidi BBM terbesar di dunia. Pada 2010, negara tersebut menghabiskan 20,3 miliar dolar AS untuk subsidi BBM. Hal ini membuat harga bensin di Mesir termasuk yang terendah di dunia.
Namun, pada 2014, negara tersebut mulai melakukan reformasi anggaran dengan menyetop subsidi BBM. Akibatnya, harga BBM di Mesir pun melonjak sampai 78 persen.