REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, memasuki usia ke-16 tahun.
"Pembangunan yang sudah baik akan terus ditingkatkan, sedangkan yang belum bisa dilaksanakan akan dilanjutkan dengan RPJMD yang akan datang," kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail di Balai Kota Depok, Rabu (22/4).
Menurut dia, masalah kemacetan yang terjadi di Jalan Margonda masih bisa terukur karena pada pagi hari kemacetan tidak signifikan. Akan tetapi, katanya, yang cukup tersandera adalah jika melintasi Jalan Raya Sawangan pada hari libur karena kemacetan sudah parah.
"Pekerjaan rumah yang belum saya selesaikan adalah pelebaran jalan karena saat ini saya menyiapkan tapaknya saja misalnya membangun gedung untuk kantor dinas yang masih mengontrak," katanya.
Kemacetan lalu lintas juga dipicu adanya angkutan kota yang berhenti dan mangkal di sembarang tempat sehingga menghambat arus lalu lintas.
"Ini perlu ditertibkan segera agar kemacetan tidak semakin parah," katanya.
Ia berharap berbagai pihak saling berkoordinasi sehingga bisa menyelesaikan permasalahan yang menjadi pemicu kemacetan. Nur Mahmudi mengatakan padatnya arus lalu lintas di Kota Depok mengindikasikan positif sebagai kota destinasi bagi warga yang berada di sekitar Depok, seperti Cijantung dan Cibubur.
"Mereka banyak yang berbelanja barang elektronik ataupun berwisata kuliner bersama keluarga," katanya.
Selain itu, di Kota Depok saat ini menjamur jasa-jasa kecantikan kelas menengah ke atas. Hal itu menunjukkan adanya pasar potensial di Kota Depok.
Kota Depok juga terus menata situ (danau) yang ada sebagai tempat wisata bagi warganya. Hal itu menjadi alternatif wisata yang murah dan gratis bagi warga Depok.