REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2015, warga Pulau Serangan, Debpasar, Bali 500 pohon mangrove. Namu yang ditanam adalah mangrove yang dikembangkan di darat dengan air tawar.
"Sejatinya, mangrove dikembangkan di air payau. Tapi kami suda mencobanya dan bisa ditanam dengan air tawar," kata tokoh pencinta lingkungan asal Desa Serangan, Wayan Patut.
Dalam keterangannya seusai melakukan penanaman mangrove air tawar, Patut mengatakan, penanaman mangrove di air tawar belum lazim dilakukan. Karena sebutnya, sejatinya mangrove hanya tumbuh di air payau atau air percampuran antara air sungai dan air laut.
Namun jelas Patut, kenyataannya terdapat delapan jenis mangrove telah berhasil tumbuh dengan baik di air tawar. Delapan jenis manrrove air tawar itu yakni Soneratia sp, Rhizopora Apiculata, Rhizopora sp, Xylocarpus sp, Pemphis sp, Lumnitzera sp, Bruguiera gymnorhiza, dan Avicenia sp.
Dalam mengembangkan mangrove air tawar, Patut melakukan ujicoba bersama-sama dengan masyarakat Serangan. Salah seorang penerima Kalpataru 2011, itu juga dipercaya oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID), sebagai salah seorang fasilitator untuk menjalankan program Pengembangan Ekologi Terpadu (PET) di Serangan.
Patut berharap, penanaman Mangrove yang dilakukannya bersama berbagai lapisan masyarakat, tidak berhenti setelah penanaman mangrove selesai dilakukan. Sebaliknya sebut Patut, agar dilakukan secara terus menerus.
"Kita hidup dari alam yang diciptakan Tuhan, jadi kita harus ikut memelihara dan menyelamatkannya," kata Patut.