REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI) melakukan poling terhadap kinerja para menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. Berdasarkan hasil polling tersebut, terdapat tiga menteri yang memiliki kualitas kinerja yang rendah serta tiga menteri berkinerja terbaik.
"Menteri-menteri yang memiliki kinerja di bawah standar, yakni Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin," kata pengamat komunikasi politik Hendri Satrio dalam sebuah diskusi, di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (22/4).
Sementara itu, tiga menteri yang memiliki kinerja terbaik selama enam bulan terakhir masa pemerintahan Jokowi-JK, di antaranya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Hendri mengatakan, dengan memburuknya kinerja para menteri, khususnya dalam tim ekonomi, mayoritas publik juga menginginkan adanya perombakan kabinet. Dalam perombakan kabinet ini, pemerintah diharapkan untuk memilih orang-orang yang berasal dari kalangan profesional atau akademisi.
"Ada 58,14 persen yang ingin penambahan menteri dari kalangan profesional," kata dosen Universitas Paramadina itu.
Kemudian, lanjut dia, sebanyak 22,67 persen masyarakat tak menginginkan adanya perombakan kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Namun mereka meminta dilakukannya rotasi para menteri. "Karena ada menteri yang capable, cuma wrong place (ditempatkan di posisi yang salah)," tambah dia.
Sedangkan, 15,2 persen masyarakat lainnya menginginkan agar Presiden menerima menteri dari partai oposisi yakni Koalisi Merah Putih. Anggota Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun menilai Menteri Keuangan Bambang memiliki kinerja yang baik dan dianggap berhasil dalam menggolkan APBN-P pada Februari lalu.
"Dan ini pertama kali APBNP diajukan pemerintah dengan hingar bingar KMP dan KIH. Komunikasinya sangat bagus dan ini adalah sebuah prestasi," kata Misbakhun.