Selasa 21 Apr 2015 15:51 WIB

JK Yakin Serangan Terhadap KBRI di Yaman tak Direncanakan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Wapres Jusuf Kalla (kanan).
Foto: Antara
Wapres Jusuf Kalla (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sana'a, Yaman rusak akibat terkena serangan dalam konflik di negara itu. Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini KBRI di Sana'a tak menjadi target serangan dalam konflik tersebut.

Menurutnya gedung KBRI di Sana'a hanya terkena imbas dalam serangan itu. Meski begitu, JK menyayangkan dan mengungkapkan rasa prihatinnya atas terjadinya insiden ini.

"Tentu kita sangat prihatin dan menyayangkan, itulah kalau konflik memang bom itu tidak semua smart bom, yang punya mata. Kalau smart bom itu punya mata dimana dia jatuh, tapi kalau lebih banyak bom lagi yang tidak direncanakan, saya yakin kedutaaan kita tidak direncanakan bom. Cuma kena imbas aja," jelasnya di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (21/4).

Wapres juga mengatakan peristiwa serangan terhadap KBRI di Sana'a ini sudah diduga sebelumnya lantaran berada di wilayah konflik. 

"Mau apa lagi. Memang itu sudah diduga hal itu terjadi di daerah konflik, ya hanya menyelamatkan warga saja," ujarnya.

Sebelumnya, Menlu RI mengecam keras serangan bom yang terjadi di Kota Sana’a, Yaman pada Senin, 20 April 2015. Berdasarkan siaran pers dari Kementerian Luar Negeri, serangan tersebut ditujukan kepada depot amunisi yang berada di kawasan tersebut.

Jalan disekitar KBRI pun dilaporkan rusak parah dan banyak korban jiwa warga sipil setempat yang berada di sekitar daerah tersebut.

Pemerintah Indonesia menegaskan pemboman ini merupakan bukti penyelesaian masalah melalui kekerasan yang hanya mengakibatkan korban warga tak bersalah. Indonesia pun menekankan penyelesaian secara damai melalui diplomasi dan perundingan merupakan jalan terbaik.

Selain itu, pemerintah Indonesia mendesak agar semua pihak segera menghentikan aksi kekerasan. Indonesia pun meminta agar warga negara sipil termasuk warga negara asing dapat segera keluar dari Yaman serta bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Yaman.

KBRI Sana’a menginformasikan saat ini terdapat 17 orang WNI yang terdiri dari staf KBRI Sana’a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi. Dua orang staf diplomat dan seorang WNI yang terluka telah mendapatkan pertolongan dan bersama seluruh WNI lainnya sudah dievakuasi.

Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi sebanyak 1981 WNI keluar dari Yaman sejak Desember 2014. Sampai ini sudah terdapat 1973 WNI tiba di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement