Selasa 21 Apr 2015 13:20 WIB

Hari Kartini Jangan Sampai Kering Makna

Sejumlah siswa Taman Kanak-Kanak (TK) berpakaian adat tradisional merayakan Hari Kartini di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (16/4). (ANTARA/Aditya Pradana Putra).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah siswa Taman Kanak-Kanak (TK) berpakaian adat tradisional merayakan Hari Kartini di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (16/4). (ANTARA/Aditya Pradana Putra).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan Peringatan Hari Kartini harus dimaknai sesuai zamannya agar tidak kering semangat dan makna.

"Hari Kartini terus diperingati setiap tahun, namun tak jarang kering dengan makna dan spirit," kata Susanto di Jakarta, Selasa (21/4).

Menurut dia, sejauh ini peringatan Kartini hanya bernuansa seremonial, tapi nol spirit perubahan. Dia mengatakan momentum Kartini perlu menjadi refleksi, evaluasi dan memantapkan aksi atas beragam masalah perempuan.

"Masih banyak perkawinan dini, anak perempuan jadi korban kekerasan seksual bahkan juga terjadi di lembaga pendidikan yang syarat dengan nilai, anak perempuan masih banyak menjadi korban kejahatan daring, dikorbankan menjadi pemuas laki-laki, tak jarang pula anak perempuan menjadi korban atas nama 'nikah siri online', 'nikah kontrak', 'nikah pesanan', 'nikah bawah tangan' dan lain-lain," kata dia.

Atas nama nikah, kata dia, perempuan tak sedikit pula yang memiliki anak dan seringkali anak menghadapi hambatan tumbuh kembang. Hal ini masih menjadi potret masalah dan catatan pelik di negeri ini.

"Mari bangkitkan komitmen, cegah sedini mungkin dan marilah kita beraksi untuk melindungi anak perempuan dari segala hambatan dan keterbatasan. Semoga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement