REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati pekan imunisasi dunia (PID) 2015, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia akan melakukan sosialisasi dan sweeping imunisasi. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Kemenkes Indonesia Mohamad Subuh mengatakan, selama PID 2015 digelar pada 24-30 April 2015, ada beberapa langkah yang dilakukan.
Pertama, Intensifikasi pelayanan imunisasi selama satu pekan penuh di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Layanan vaksin ini dilakukan tanpa libur. Kedua, pihaknya melakukan sosialisasi dan advokasi. “Upaya ketiga, sweeping imunisasi,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/4).
Langkah lainnya adalah melanjutkan imunisasi di wilayah yang sulit dijangkau. Sebab, diakuinya masih ada daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih kurang dari rata-rata 80 persen. Tema PID diusung kali ini adalah memperkecil kesenjangan imunisasi.
Rencananya, acara puncak dilakukan Ahad 26 April 2015 pukul 06.00-09.00 WIB di Monas, Jakarta. Lebih lanjut ia mengatakan, imunisasi penting dilakukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakit setiap tahun. Strategi program imunisasi, kata dia, sudah dimulai sejak tahun 1957 lalu yaitu program imunisasi cacar. Menurutnya, butuh waktu selama 17 tahun untuk menyelesaikan wabah penyakit cacar. Kemudian pada tahun 1974, kata dia, Indonesia berhasil bebas cacar.
Tak hanya itu, kata dia, Indonesia juga diklaim berhasil menggalakkan imunisasi polio dan pada tahun 2006 diklaim sudah tidak ada lagi wabah polio. Kemudian, pada 27 Maret 2014, Tanah Air menerima sertifikasi bebas polio.
“Imunisasi juga telah mengeliminasi neonatal tetanus di Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan,” ujarnya.
Dia menambahkan, cakupan imunisasi dasar lengkap 2010-2014 sudah mencapai target. Namun, untuk menambah cakupan imunisasi, pihaknya juga melaksanakan kegiatan rutin PID. Dia menegaskan, negara berkewajiban melindungi warga negaranya dari penyakit. Semua itu sudah tercantum dalam ada di undang-undang dasar (UUD) kesehatan dan peraturan.
Untuk PID 2015, pihaknya mencanangkan 13 antigen vaksin imunisasi. Delapan antigen diantaranya difteri, polio, tetanus, campak, BCG, pneunomia, hingga imunisasi mencegah meningitis. Sementara lima antigen yang disiapkan diantaranya yaitu rubella, argovirus, rotavirus. Penyakit-penyakit ini diklaim mengancam di Indonesia. Pihaknya mengaku terus berupaya memberikan perlindungan anak indonesia anak Indonesia dari paparan penyakit yang ada. Sehingga, pihaknya menambah lima antigen imunisasi lengkap dan rencana ini sudah ditulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
“Dibandingkan negara tetangga, di Amerika Serikat (AS) sudah mewajibkan 13-15 antigen imunisasi. Saya kira saatnya Indonesia melakukan itu,” katanya. Kemenkes Indonesia kini mengaku tengah melakukan kesiapan-kesiapan studi dan logistik.