Senin 20 Apr 2015 21:00 WIB

Butuh Sinergi Multidisiplin untuk Bangun Kemaritiman RI

Rep: Andi Nurroni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Peta indonesia (ilustrasi)
Peta indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA—Pembangunan sektor kemaritiman masih menjadi pekerjaan rumah besar bangsa Indonesia. Menghadapi kondisi tersebut, diperlukan sinergi kaum cendekia lintas disiplin untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat maritim dunia.

Begitu kurang lebih intisari gagasan Menteri Koordinator Biadang kemaritiman RI Indroyono Soesilo, berbicara dalam Seminar Nasional mengulas topik perkembangan kemaritiman di gedung Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Senin (20/4). Seminar Nasional diadakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bertajuk Pengembangan Sains Dasar Multidisiplin

Dulu, menurut Indroyono, wilayah kemaritiman Indonesia hanya sejauh tembakan meriam. Melalui perjuangan gigih, wilayah yang sekecil itu kemudian diperluas lagi hingga akhirnya batas lautan Indonesia menjadi satu mil dari garis pantai.

Dengan memiliki wilayah laut teritorial seluas 3,1 juta kilometer, menurut Indroyono, Indonesia memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Di samping itu, ia menekankan, Indonesia memiliki semua kelebihan, mulai dari biota laut, sumber daya bumi, posisi geotektonik yaori kemaritiman yang ng kaya mineral, , serta jalur pelayaran internasional.

“Oleh karena itu, jangan tanya apa yang kita punya, sebab kita memiliki segalanya,” ujar dia.

Untuk memperkuat pondasi pembangunan kemaritiman, menurut Indroyono, Indonesia harus memiliki sains dasar multidisiplin. Sains dasar multidisiplin, menurut dia, integrasi bidang keilmuan kemaritiman ditinjau dari berbagai disiplin. Konsep tersebut, menurut dia, dapat menjadi modal sinergi antar peneliti dalam isu kemaritiman di Indonesia. “Ini adalah peran AIPI,” ujar dia.

Ia mencontohkan, dari kacamata multidisiplin ilmu bumi, Indonesia memiliki lempeng tektonik yang kaya sumber mineral dan sumber daya minyak dan gas di laut dalam. Kondisi lempeng tektonik Indonesia sering mengalami gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi, menurut dia, hal tersebut merupakan hukum alam yang juga berperan memperbaharui dan memberikan dampak baru. Semua itu, menurut Indroyono, harus didudukan dalam kerangka keilmuan yang sinergis antarberbagai disiplin keilmuan.

Sebagai penutup, Indroyono berharap AIPI mampu mendorong kemajuan sektor kemaritiman Indonesia melalui kerjasama multidisiplin ilmu pengetahuan. “Ini adalah tugas kita bersama untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kemaritiman dunia,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement