REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandung Message menjadi salah satu dokumen penting yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta. Sebab, dokumen tersebut membahas perbatasan politik dan pesan moral untuk dunia.
Hal tersebut dikatakan Menteri Luar Negeri, Retno L. Marsudi saat membuka Asian African Ministerial Meeting (AAMM) di Jakarta Convention Center, Senin (20/4).
"Bandung Message membahas tiga pilar kerja sama dan menegaskan kembali komitmen kita untuk membentuk langkah politik, solidaritas, perkembangan ekonomi dan hubungan sosial budaya yang lebih kuat," ujarnya.
Namun, ia menegaskan bila pesan politik tidaklah cukup untuk menghadapi tantangan saat ini. Setelah 60 tahun sejak KAA pertama dilakukan, Retno mengaku bila dunia masih tetap tidak seimbang secara geopoliti dan geoekonomi.
Untuk itu, dalam KAA kali ini, implementasi Bandung Message di bawah dokumen the New Asia African Strategic Partnership (NAASP). Dokumen NAASP tersebut memberikan pendekatan praktis yang fokus dalam delapan area kerja sama.
"Saya yakin komprehensif NAASP akan membawa bab baru kerja sama Asia Afrika," ungkapnya.