REPUBLIKA.CO.ID,SRAGEN -- Bencana tanah longsor yang menimpa rumah warga Dukuh Sijeruk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, diperkirakan masih berlanjut.
Saat ini, tercatat 40 rumah warga lain yang berdiri di atas tebing dalam kondisi rawan longsor.
''Kondisi rumah tersebut sangat mengkhawatirkan. Apalagi hujan masih mengguyur, takutnya kembali longsor. Masalahnya, penghuni 40 rumah masih bertahan di rumah dan belum mengungsi,'' kata perangkat Pemerintah Desa Musuk Sugiarto, Senin (20/4).
Menurut Sugiarto, warga di Desa Musuk sebenarnya bersedia untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Asalkan, rencana itu terlebih dahulu dilakukan sosialisasi mengenai lokasi baru dan tata cara berkaitan dengan proses relokasi.
''Warga siap direlokasi, asalkan pemerintah pusat dan daerah memberikan saran dan masukan,'' ujarnya.
Salah satu warga, Endang Murtinah (44 tahun) yang rumahnya terletak di belakang rumah korban longsor, Sumarno.
Rumah Endang hanya berjarak sekitar tiga meter dari bibir tebing. ''Masih gemetar kalau masuk rumah. Namun, mau bagaimana lagi. Ini satu-satunya rumah. Kalau nanti direlokasi kami juga siap,'' katanya.
Berdasarkan laporan Satkorlak Bencana Kesbangpolinmas Sragen, sehari paskabanjir, korban banjir yang sebelumnya mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing dan bergotong royong membersihkan lumpur dibantu TNI/Polri.
''Total kerugian untuk bencana banjir di tiga kecamatan ditambah ambrolnya Jembatan Musuk, Sambirejo, ditaksir mencapai angka Rp 3 miliar,'' kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatad Prabawanto.