Senin 20 Apr 2015 06:36 WIB

Korban Gigitan Anjing di Kotim Terus Bertambah

Anjing, salah satu hewan peliharaan penular rabies, selain kucing dan kera
Foto: Fatiha Hansa Aulia
Anjing, salah satu hewan peliharaan penular rabies, selain kucing dan kera

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Korban gigitan anjing di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus bertambah sehingga membuat masyarakat cemas. Sebab dikhawatirkan gigitan itu disertai penyakit rabies.

"Ada 27 kasus, bertambah dua. Data terakhir kami, seorang anak

digigit pada wajah, di Desa Luwuk Bunter," ujar Kepala Dinkes Kotim Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Ahad (19/3).

Faisal menegaskan, semua korban telah mendapatkan penanganan medis, khususnya vaksinasi antirabies. Dia berharap anjing yang menggigit para korban semuanya negatif terjangkit rabies.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan mencurigai meninggalnya seorang bocah berusia tujuh tahun bernama Aldi warga Desa Tumbang Tilap Kecamatan Mentaya Hulu karena gigitan anjing yang terjangkit rabies. Bocah tersebut digigit anjing pada 3 Maret lalu sehingga menderita luka di pelipis kiri.

Gejala klinis mulai terlihat pada 11 Maret yaitu korban menderita panas tinggi dan kejang-kejang, serta fotofobia atau tidak suka ruangan terang. Kondisi ini membuat pihak keluarga cemas, namun baru membawanya ke pusat pelayanan kesehatan di Kuala Kuayan pada 13 Maret.

Sayangnya, kondisi kesehatan korban terus memburuk sehingga meninggal pada 14 Maret, atau sehari setelah dibawa ke pusat pelayanan kesehatan. Kasus gigitan yang terus bertambah membuat Dinas Kesehatan kemudian menetapkan Kotim berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies. Hingga saat ini, status tersebut belum dicabut.

Data berbeda disampaikan Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotim. Mereka menyebutkan kasus gigitan yang sebelumnya 25 kasus, bertambah lagi pada 13 April-16 April tadi.

"Ada enam lagi warga yang digigit anjing," ungkap, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular DP3KP Kotim, Danik Arianti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement