Ahad 19 Apr 2015 20:52 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Indonesia Jalin Kerja Sama Segitiga

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski tengah berada dalam konflik, Indonesia membantu negara Afghanistan dalam bidang pelatihan kepolisian dan pendidikan. Namun, dalam programnya ini, Indonesia juga turut menggandeng Norwegia.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Dian Triansyah Djani mengatakan, kerjasama ini sebagai bentuk kejasama segitiga untuk negara selatan-selatan atau wilayah Asia Afrika.

"Indonesia menggagas kerjasama segitiga dimana membagi kerjasama Asia dengan negara lain di dunia," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta Convention Center, Ahad (19/4).

Ia mengatakan, kerjasama segitiga ini dilakukan dalam kerangka kerjasama selatan-selatan. Sistem kerjasama segitiga menghubungkan kebutuhan suatu negara dengan negara lain yang bersedia membantu. Seperti yang terjadi antara Indonesia, Afghanistan, dan Norwegia.

"Sebanyak 24 polisi Afghanistan mengikuti pelatihan kepolisian untuk pengamanan pemilu," katanya.

Saat ini, selain dua bidang tersebut, Dian mengaku tengah membahas berbagai macam project lain. Sejak 2006, sudah lebih dari 45 project yang diikuti lebih dari tiga ribu warga Afghanistan.

Selain Norwegia, Indonesia juga bekerjasama dengan banyak negara maju lainnya, seperti Inggris, Belanda, Amerika dan juga dengan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan cara itu, Indonesia akan terus membantu pembangunan negara-negara anggota Konferensi Asia Afrika (KAA).

"Kita sebagai negara pendiri KAA, kita ingin membantu pembangunan negara saelatan-selatan," tegasnya.

Namun, kata dia, prinsip saling menguntungkan tetap menjadi hal penting dalam setiap kerjasama. Ia mengatakan, kendati Afghanistan ataupun negara lain yang dibantu merupakan daerah konflik, Dian meyakini ada hal-hal yang bisa dipelajari oleh Indonesia atau negara lain.

Sementara itu, Dubes Norwegia, Sitg Ingear Traavik mengaku senang dengan kemampuan Indonesia membantu negara lain. Menurutnya, Indonesia merupakan bagian besar dunia dan memiliki kekuatan. "Indonesia itu super power. Sebagai negara muslim terbesar dengan toleransinya yang tinggi, ia memiliki kekuatan membantu negara lain," katanya.

Dalam kesempatan itu juga, Wakil Duta Besar Afghanistan, Aminullah Saleem menyatakan kebahagiannya akan kepedulian Indonesia dan Norwegia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement