Ahad 19 Apr 2015 18:09 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Lewat KAA, RI Berperan Beri Dukungan Bagi Palestina

Delegasi dari 86 Negara peserta Konferensi Asia Afrika berfoto bersama sesaat sebelum Senior Official Meeting di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Ahad (19/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Delegasi dari 86 Negara peserta Konferensi Asia Afrika berfoto bersama sesaat sebelum Senior Official Meeting di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Ahad (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Dr Yon Machmudi mengatakan inisiatif Indonesia dalam memberikan dukungan bagi kemerdekaan Palestina sangat penting karena Konferensi Asia Afrika pertama diadakan di sini.

"Harus lebih optimal lagi, terutama sebagai tuan rumah," kata Sekretaris Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI, Ahad (19/4). Dalam debat calon presiden putaran ketiga, Presiden Joko Widodo mendukung Palestina untuk merdeka. "Ini momen penting untuk segera merealisasikan janji presiden," kata dia.

Yon mengimbau agar Indonesia memberikan suara yang lebih keras lagi saat Peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika. Indonesia juga perlu bekerja sama dengan negara-negara Asia-Afrika lainnya, terutama yang berada di kawasan Asia Tenggara, dalam mempercepat kemerdekaan Palestina.

"Bagaimana dalam waktu yang cepat mendorong negara lain memberikan dukungan Palestina untuk merdeka," kata dia. Selain itu, Yon juga berpendapat Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina, yang menjadi salah satu dokumen utama yang dibahas di KAA, merupakan dukungan nyata negara Asia-Afrika terhadap negara tersebut.

"Apalagi kalau dihadiri kepala negara yang cukup signifikan, itu akan berpengaruh," kata Yon Machmudi.

Isu Palestina dinilainya sebagai pekerjaan rumah bersama Asia-Afrika karena Palestina merupakan satu-satunya negara di dunia yang belum mendapat kemerdekaan. "Ini juga memiliki relevansi yang kuat dengan agenda KAA yang berkaitan dengan isu perdamaian dan kesejahteraan negara Asia-Afrika," kata Yon.

Deklarasi dukungan tersebut, lanjut dia, akan memberi pengaruh besar terhadap perjuangan Palestina. Semangat KAA pertama tahun 1955, menghilangkan kolonialisme dan imperialisme Barat di negara Asia-Afrika, dapat direvitalisasi untuk Palestina.

Pertemuan KAA berlangsung 19 hingga 24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. KAA pertama yang diprakarsai oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan diadakan di Bandung dan dihadiri oleh 29 negara Asia-Afrika yang kebanyakan baru merdeka.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement