Ahad 19 Apr 2015 11:32 WIB

Harga Jual Kol Cimenyan Merosot Tajam

Rep: c12 / Red: Hazliansyah
Petani mengumpulkan sayur kol hasil panen
Foto: Antara/Wahdi Setiawan
Petani mengumpulkan sayur kol hasil panen

REPUBLIKA.CO.ID, CIMENYAN -- Sejumlah petani di Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, mengeluhkan turunnya harga jual sayuran, terutama kol di musim panen bulan ini.

Salah seorang petani, Ayi Komalasari merasa berat dengan keadaan musim panen bulan ini. Sebab, harga jual per kilo sayuran kol hanya mencapai Rp 1.200. 

"Belum jauhnya, dari sini ke Pasar Caringin saja butuh waktu sampai dua jam, itu pun kalau lancar," tutur Ayi, Ahad (19/4).

Ayi memang biasa menjual hasil panen sayuran kolnya itu ke Pasar Caringin. Di musim panen bulan ini, ia hanya bisa memperoleh keuntungan Rp 600 per kilonya. "Itu bersihnya, karena kan kepotong sama bayar buruh dan yang lain-lainnya," tutur dia.

Karena itu Ayi mengaku mengalami kerugian dalam musim panen kali ini. "Rugi mas sekarang, jalan juga jauh," tambah dia. 

Musim panen kol bulan ini merupakan hasil dari musim tanam pada Februari lalu. Menurut dia, kondisi murahnya harga sayuran kol bulan ini karena banyaknya daerah lain yang juga mengalami musim panen. Sehingga, hasil panen sayuran kol dari Desa Cimenyan boleh dikatakan sia-sia. Sebab, petani seperti Ayi kalah bersaing dengan daerah penghasil sayuran lain, seperti Majalaya dan Lembang.

Kata dia, kondisi di bulan ini sangat berbeda dengan bulan lalu. Karena, saat musim panen kol bulan lalu, harga jual kol per kilo ke Pasar Caringin bisa mencapai Rp 2.800. "Untungnya bulan kemarin itu sampai Rp 1.500, dari harga lebih mahal," ujar dia.

Kondisi tersebut juga dirasakan petani lainnya. Jajang, salah satu petani di desa yang sama, juga mengaku harga sayuran kol bulan ini merosot tajam. "Sekarang untung mah cuma Rp 600 sampai Rp 800," tutur dia.

Jajang berharap, pemerintah setempat bisa membantu para petani sayuran di desanya. Sebab, kendala petani sayuran memang selalu terletak di harga. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement