Ahad 19 Apr 2015 10:18 WIB

Prostitusi Online Resahkan Warga Cilegon

Rep: C81/ Red: Erik Purnama Putra
Praktik prostitusi online marak di Kota Cilegon (ilustrasi).
Foto: Antara
Praktik prostitusi online marak di Kota Cilegon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Menjamurnya tempat hiburan malam di Kota Cilegon, ternyata membuka peluang praktek prositusi secara online, seperti yang tengah marak akir-akhir ini. Prostitusi jenis ini, umumnya pelaku yang memanfaatkan jejaring media sosial, seperti Facebook, Twitter, hingga Instagram untuk menjajakan diri.

Berdasarkan penelusuran, bisnis prostitusi online di Kota Cilegon ternyata sudah ada, meski tidak bisa dibilang menjamur. Kebanyakan pelakunya merupakan pekerja seks komersial (PSK) di tempat-tempat hiburan malam. Modus yang digunakan, yakni dengan memanfaatkan fitur percakapan di media sosial dan berlanjut dengan percakapan melalui Blackberry Messanger (BBM).

Maraknya praktek prostitusi terselubung ini, cukup meresahkan masyarakat Kota Cilegon. Sebab, praktik semacam itu dikhawatirkan dapat berdampak buruk terhadap moral masyarakat khusunya warga kota Cilegon.

Salah seorang warga Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Cilegon, Sumiyati mengaku resah, jika memang praktek prostitusi online tersebut ada. Terlebih, selama ini keberadaan tempat hiburan malam di Kota Cilegon sudah cukup membawa pengaruh negatif terhadap perilaku sebagian masyarakat.

“Tempat hiburan yang kelihatan mata saja, sudah merusak moral. Apalagi ini yang tidak kelihatan mata. Makin rusak moral masyarakat disini kalau yang seperti ini dibiarkan saja,” kata Sum, Ahad (19/4).

Dia pun mendesak Pemerintah Kota Cilegon untuk segera melakukan tindakan antisipatif sebelum penyakit masyarakat ini kian menyebar. “Harusnya ya Pemkot cepat bergerak. Kalau dibiarkan terlalu lama nanti pelakunya merasa bebas berbuat sesukanya. Bisa jadi makin lama makin banyak perempuan yang terjerumus,” ujarnya.

Sementara, Humas Polres Cilegon AKP Sunarja mengaku belum mendapatkan informasi mengenai praktik prostitusi terselubung melalui media jejaring sosial di Kota Cilegon. “Saya belum dengar kalau ada yang seperti itu di Cilegon, seperti yang ada di Jakarta. Karena kalau untuk prostitusi, itu kan termasuk pekat (penyakit masyarakat), kami sudah ada giat rutin,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement