Jumat 17 Apr 2015 16:22 WIB

Tak Dipimpin SBY, Demokrat Rawan Dipecah Belah

Rep: C05/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego mengatakan Partai Demokrat masih membutuhkan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab jika tak dipimpin SBY, partai itu rawan dipecah belah.

Ia mengatakan, basis pengelolaan Partai Demokrat berdasarkan ketokohan. Ketika partai dikelola berdasarkan ketokohan, maka stabilitas partai tergantung seberapa kuat tokoh yang memimpin.

"SBY ini ketokohannya sulit ditandingi di Demokrat. Jadi masa kepemimpinannya  Demokrat solid dan sukar dipecah belah," ujarnya, Jumat (17/4).

Indria menilai andai SBY sampai tak menjadi ketum lagi, maka ceritanya akan berbeda. Semisal nanti si X yang memimpin Demokrat. Apakah, kata dia, X ini punya ketokohan sekuat SBY.

"Nanti jadinya si X jadi ketua Demokrat namun tak bisa mensolidkan anggotanya. Bisa bisa Demokrat dipecah belah," katanya.

Partai naungan presiden keenam ini akan menggelar kongres dalam waktu dekat. Pertemuan tertinggi partai itu bakal dihelat  11 sampai 13 Mei mendatang. Kepengurusan DPD Jawa Timur ditunjuk sebagai tuan rumah agenda politik lima tahunan itu.

Dalam kongres nanti, salah satu agenda terpenting ialah soal pergantian ketua umum dan pembentukan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) periode 2015-2020. Beberapa nama seperti Marzukie Alie, Ahmad Mubarok dan juga Pramono Edhie diisukan akan maju menjadi calon ketua umum dalam  kongres kelak.

Takut suaranya terbagi, beberapa isu mengarah pada dominasi SBY melalui bocoran surat pernyataan dan juga istilah saweran untuk bisa menjadi ketua umum.

Selama ini, SBY merupakan kandidat paling kuat di bursa pencalonan. Presiden RI ke-6 itu diminta untuk kembali memimpin partai itu. Meskipun, sampai hari ini, SBY belum menjawab soal kesiapannya untuk dicalonkan kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement