Jumat 17 Apr 2015 15:40 WIB

Hadapi MEA, Pengusaha Wanita Siapkan Tiga Strategi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
(dari kiri) Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Nita Yudi, Komite Tetap Peningkatan Pengunaan Produksi Dalam Negeri Kadin Handito Joewono, Ketua Pelaksana Iwapi Ira Sofyan berbicara dalam konfrerensi pers OECD Southeast Asia Regional Forum
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
(dari kiri) Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Nita Yudi, Komite Tetap Peningkatan Pengunaan Produksi Dalam Negeri Kadin Handito Joewono, Ketua Pelaksana Iwapi Ira Sofyan berbicara dalam konfrerensi pers OECD Southeast Asia Regional Forum

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menghadapi era Masyarakat Bebas Asean (MEA) 2015, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) telah menyiapkan tiga program prioritas.

Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi menuturkan, pertama dirinya menyiapkan sumber daya manusia (SDM), kedua memperluas pasar dan yang terakhir mengakses permodalan yang lebih baik.

"Perbaikan SDM kita, dengan lakukan pelatihan-pelatihan. Kita gencar lakukan di seluruh Indonesia, di daerah-daerah," kata dia dalam pelantikan kepengurusan DPD IWAPI Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (17/4).

Dikatakannya, pelatihan akan dilakukan tentang bagaimana cara mengekspor produk. Bagaimana suatu produk terlihat mempunyai high quality packaging dan sebagainya.

Ia mengakui, Indonesia lemah bersaing dengan negara lain dalam hal packaging. Namun mengenai produk, menurutnya, kualitas Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Menurut dia, memberikan pembekalan terhadap pelaku usaha mengenai packaging harus dilakukan dalam hitungan bulan, bahkan hari. "Untuk itu, IWAPI di Sumbar kita hidupkan kembali. Kami ingin memotifasi, mari kalau kita bersama kita bisa," jelasnya.

Terkait dengan memperluar pasar, Nita menjelaskan, MEA dapat menjadi single market. MEA akan menjadi pasar terbesar di Asean, bahkan menurutnya, dipastikan lebih besar dari pasar Eropa dan Amerika.

Ia menambahkan, untuk mengakses permodalan yang lebih baik, tentunya perlu dukungan pemerintah. Nita mencontohkan, pemerintah dapat memberikan kemudahan dalam pembiayaan perbankan maupun non-perbankan untuk pelaku usaha di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement