REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 17 siswa tingkat SMA di Kota Yogyakarta akan mengikuti Ujian Nasional (UN) susulan pada Senin, pekan depan. Mereka terpaksa mengikuti UN susulan karena berhalangan hadir saat UN utama, kemarin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana menjelaskan, para siswa yang terpaksa ikut UN susulan ini terdiri atas 8 siswa SMA dan 9 siswa SMK. "Penyelenggaraan UN di jadikan satu di Pokja. Mereka tidak ikut UN utama karena beberapa kendala, ijin sakit dan sebagainya," ujarnya, Jumat (17/4).
Menurutnya, UN susulan akan digelar secara tertulis dan tidak menggunakan UN online. Soal UN susulan sendiri, berbeda dengan UN utama meskipun bobotnya sama. Setiap siswa juga akan menerima paket soal yang berbeda.
"Soal juga sudah ada di kita. Pengawasan dan pelaksanaan sama dengan UN utama kemarin," katanya.
Selain ada siswa yang mengikuti UN susulan, tahun ini juga tercatat ada 4 siswa yang resmi mundur tidak mengikuti UN sama sekali. Seluruhnya berasal dari jenjang SMA.
Dibanding tahun lalu, siswa yang mundur dari UN sebetulnya berkurang. Meski demikian, hal tersebut tetap berpengaruh pada tingkat kelulusan di Yogyakarta yang sulit tercapai 100 persen. Tahun lalu, siswa yang mundur mencapai 6 orang dan seluruhnya dari jenjang SMK.
"Alasan mundurnya kenapa, kami belum tahun. Hanya pihak sekolah mengajukan laporan dilampiri surat bermaterai dari siswa bersangkutan tanpa ada alasan kenapa sampai mundur," katanya.
Seluruh siswa yang mundur itu pun berasal dari sekolah swasta. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, alasan mundur tersebut sebagian besar karena sudah bekerja dan tidak mau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, siswa yang mundur dan tidak mengikuti UN maka dinyatakan tidak lulus. Hal ini karena syarat utama kelulusan adalah menjalani proses pendidikan selama tiga tahun di jenjang SMA, mengikuti ujian sekolah dan mengikuti UN.
"Ketika salah satu unsur tidak dipenuhi, maka dipastikan gugur," katanya.