REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tidak efektif mendorong konflik di Yaman agar segera berakhir. Pasalnya, OKI sendiri berkedudukan di Arab Saudi, sehingga sulit untuk bisa objektif dan netral.
"OKI tidak efektif mengakhiri konflik di Yaman karena mereka berkedudukan di Arab dan sulit untuk bisa objektif dan netral," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (17/4).
Karena itu, menurutnya, OKI meminta Indonesia untuk memprakarsai upaya perdamaian di Yaman. Sehingga, pihaknya akan mengajak Malaysia, Turki dan Pakistan dalam upaya perdamaian tersebut dan segera terealisasi.
Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut menuturkan, konflik di Yaman sendiri bisa mendorong terciptanya skenario proxy war (perang perwakilan) antara Iran dan negara Jazirah Arab, serta kelompok Syiah dan Sunni.
"Jika itu terjadi maka tidak terelakan lagi terjadi pertentangan besar umat Islam saling membunuh," ungkapnya.
Din menduga skenarioa tersebut pun diinginkan pihak di luar Islam. Dia menjelaskan jika terdapat serangan militer dan kekuatan asing, maka konflik di Yaman merupakan persoalan yang sangat serius.
Ia pun meminta agar konflik yang terjadi tidak dibawa-bawa ke dalam negeri. Pasalnya, jika hal tersebut terjadi maka musuh-musuh umat Islam akan tersenyum.