REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Temuan soal Ujian Nasional (UN) 2015 di internet menyisakan pertanyaan terkait pelaksanaan ujian ulang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, pihaknya belum dapat mengambil keputusan pasti.
"Belum diputuskan untuk diulang. Kami masih menunggu hasil UN, kira-kira pemindaian selesai dalam tiga hari," ungkapnya kepada Republika, Kamis (16/4).
Anies membenarkan bahwa Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla telah menginstruksikan UN ulang bila terbukti soal yang bocor telah diakses siswa. Ia juga telah bertemu dan mengomunikasikan hal tersebut dengan Wapres.
Langkah yang dilakukan Kemendikbud adalah mencermati hasil ujian di daerah yang terindikasi terimbas kebocoran soal. Anies menyebut nama daerah Kabupaten Kulonprogo di DI Yogyakarta, namun enggan menyebutkan nama daerah lain.
Hasil ujian akan diukur dengan indeks integritas untuk melihat adanya pola cara menjawab tertentu. Jika para siswa memang telah mengakses bocoran soal, Anies mengatakan, akan ada pola tertentu yang tampak.
"Semua tergantung hasil skala integritas. Tidak ada tendensi lebih ke mengulang atau tidak mengulang," ujar dia.
Anies mengatakan, jika terbukti polanya normal, maka UN di daerah tersebut tidak perlu diulang. Namun jika ada pola tak wajar, maka UN akan digelar ulang di tempat yang terkena dampak. "Jika ada UN ulang, pelaku kebocoran yang harus membiayai penyelenggaraannya," jelasnya.