Kamis 16 Apr 2015 15:46 WIB

Triwulan Pertama 2015, DBD di Sukabumi Capai 301 Kasus

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
 Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sepanjang triwulan pertama 2015, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi cukup tinggi.

"Kasus DBD trennya memang mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Irma Agristina kepada Republika Kamis (16/4). Hal ini didasarkan pada perbandingan data pada triwulan pertama 2015 dengan 2014 lalu.

Data Dinkes Kota Sukabumi menyebutkan, pada Januari-Maret 2015 jumlah penderita DBD mencapai sebanyak 301 kasus dan tidak ada yang meninggal dunia. Sementara pada Januari-Maret 2014 lalu tercatat sebanyak 148 kasus dan enam di antaranya meninggal dunia karena DBD.

Peningkatan kasus ini ujar Irma disebabkan sejumlah faktor. Di antaranya ada kasus DBD di akhir 2014 yang dimasukkan ke Januari 2015. Selain itu dikarenakan faktor peralihan musim dari kemarau ke hujan yang menyebabkan lonjakan kasus.

Fenomena kenaikan kasus DBD juga terlihat pada total keseluruhan kasus selama satu tahun pada 2013 dan 2014. Di mana, pada 2013 jumlah kasus DBD hanya sebanyak 597. Sementara pada 2014 meningkat menjadi 705 kasus.

Diterangkan Irma, kasus DBD ini tersebar di semua kelurahan dan kecamatan yang ada di Kota Sukabumi. Terlebih, semua kelurahan yang berjumlah 33 merupakan daerah endemis DBD. Namun, kasus paling banyak tercatat di Kecamatan Cikole.

Untuk mengendalikan kasus DBD, ungkap Irma, Dinkes menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tengah masyarakat. Langkah tersebut dinilai lebih efektif dalam mencegah penyebaran penyakit DBD.

"Selain itu Dinkes melakukan pengasapan atau fogging," terang Irma.

Upaya ini dilakukan setelah sebelumnya dilakukan gerakan PSN di kawasan tersebut. Pada 2015, Dinkes merencanakan kegiatan fogging di 150 titik yang terdapat kasus DBD positif.

Langkah lainnya ungkap Dinkes, yakni petugas puskesmas meminta masyarakat untuk meningkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satunya dengan mengaktifkan kembali kegiatan jumat bersih (Jumsih) di lingkungannya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement