REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ahli kanker Rumah Sakit Dr Moewardi Solo, Heru Priyanto mengungkapkan dalam setahun penderita baru penyakit kanker di Indonesia rata-rata mencapai 12 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat akibat pola makan tidak sehat dan pengaruh lingkungan.
"Akibat banyak orang yang terserang penyakit tersebut, sekarang hampir setiap jam ada penderita kanker yang meninggal dunia di Indonesia," kata Heru Priyanto di Solo, Rabu, (15/4).
Ia akan dikukuhkan menjadi Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Solo, Jawa Tengah pada 18 April 2015.
Heru menambahkan tingginya angka kematian akibat kanker juga disebabkan karena penderita berobat ketika sudah mencapai stadium lanjut, jumlahnya mencapai 70 persen dari penderita kanker yang ada.
Ia mengatakan, sebenarnya secara medis penyakit itu bisa diobati apabila penderita tidak terlambat memeriksakan dan mengobatinya. Untuk itu diharapkan mereka yang rentan penyakit itu harus rajin periksa atau kontrol ke dokter.
"Pengobatannya juga tidak mahal yaitu hanya sekitar Rp2 juta, tetapi kalau sudah stadium lanjut ya memang mahal bisa mencapai sekitar Rp75 juta," kata dokter ahli kanker kandungan itu.
Ia mengatakan dengan berdirinya YKI Solo, nantinya bisa membantu meringankan penderita penyakit kanker. "Ya nanti kalau YKI Solo sudah beroperasi kami akan bisa membantu dan untuk pemeriksaan, gratis," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Siti Wahyu Ningsih mengatakan pihaknya menyambut baik dengan adanya YKI di Solo, karena sejalan dengan program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Ya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat hanya mengandalkan dari pemerintah jelas tidak bisa, untuk itu dengan adanya YKI ini sangat bagus dan bisa bekerjasama untuk mengatasi masakah yang timbul ditengah masyarakat utamanya mengenai kanker," katanya.