Rabu 15 Apr 2015 17:51 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Amankan KAA ke-60, TNI Bentuk Kogabpam

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko
Foto: IST
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi memaksimalkan pengamanan terhadap tamu-tamu negara di gelaran Konferensi Asia Afrika ke-60, TNI membentuk Komando Gabungan Pengamanan (Kogabpam) KAA ke-60.

Kogabpam KAA ke-60 ini berisikan unsur-unsur pengamanan yang berasal dari pihak Kepolisian dan TNI. Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, memimpin langsung Apel Gelar Pasukan Pengamanan KAA di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (15/8). Dalam apel itu turut pula hadir Plt Kapolri, Komjen Pol Badrodin Haiti. Apel gelar pasukan ini melibatkan sekitar 4.256 personil gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) VVIP KAA.

Secara spesifik, Satgas ini akan bertugas melakukan pengamanan terhadap tamu-tamu negara, termasuk para kepala negara/pemerintahan negara-negara peserta KAA ke-60, mulai dari kedatangan, selama mengikuti KAA, hingga kepulangan ke negara masing-masing.

Satgas ini pun nantinya tergabung dalam Kogabpam VVIP KAA ke-60, yang juga terdiri dari unsur satuan Paspampres diperkuat unsur TNI-Polri, Satgaspam Wilayah yang melakukan pengamanan di lapis luar (Ring I dan Ring II), Satgaspam khusus yang melakukan pengamanan tidak langsung di tempat yang digunakan tamu-tamu VVIP.

Secara total, jumlah personil pengamanan VVIP KAA ke-60 mencapai 16.631 personil. Sedangkan secara keselurhan jumlah personil gabungan TNI-Polri yang diterjunkan dalam pengamanan KAA, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan tergabung dalam Kogabpam KAA ke-60 mencapai 26 ribu prajurit, dengan anggota Kepolisian mencapai 9700 personil.

Panglima TNI pun memerintahkan kepada setiap prajurit yang tergabung dalam Kogabpam KAA ke-60 untuk selalu melakukan analisa terhadap setiap perkembangan situasi dan terus berkoordinasi dengan unsur-unsur intelijen guna mendapatkan infomarsi yang akurat.

''Terus lakukan deteksi situasi dan kondisi di wilayah masing-masing serta laporkan secara cepat apabila terjadi situasi negatif guna adanya tindakan lanjutan,'' kata Moeldoko dalam sambutannya saat memimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan KAA ke-60 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).

Selain melibatkan personil gabungan TNI-Polri, lanjut Moeldoko, Kogabpam KAA ke-60 juga akan diperkuat oleh alutsista-alutsista milik TNI, seperti pengamanan wilayah udara lewat pesawat tempur, operasi-operasi di laut dengan sejumlah KRI, dan Kendaraan Tempur (Ranpur) seperti Panser. Bahkan, TNI juga menyiapkan pasukan cadangan pengamanan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

''Prinsipnya, kami akan memberikan yang terbaik kepada tamu negara, tanpa mengabaikan kepentingan negara (Indonesia) sendiri,'' tutur Moeldoko kepada wartawan.

Terkait koordinasi pengamanan kepala negara/pemerintahan yang berada di Ring I, Moeldoko mengakui, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan tim pengamanan dari negara-negara peserta. Namun, Moeldoko menyebut, setiap tim pengamanan termasuk Paspampres memiliki standar yang sudah baku. Nantinya akan ada briefing antara mereka terkait standar-standar ini, termasuk mendata senjata-senjata yang dibawa oleh para tim pengamanan dari negara-negara peserta.

''Nanti bisa disesuaikan. Bagaimana soal senjata yang mereka bawa, nomor serinya berapa, dan penggunaan pesawat, bagaimana parkirnya di Lanud,'' tutur mantan KSAD tersebut.

Lebih lanjut, Moeldoko mengakui, pihaknya juga akan memfasilitasi pengawalan saat tamu-tamu negara itu melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Memang dalam gelaran KAA kali ini, selain penyelenggaraan KAA di Jakarta, tamu-tamu negara itu juga dijadwalkan mengunjungi kota Bandung sebagai lokasi peringatan ke-60 KAA.

''Kalau cuacanya bersahabat bisa menggunakan jalur udara, tapi cuaca tidak bersahabat bisa menggunakan jalur darat,'' ujar Moeldoko.

Sementara terkait besaran anggaran yang digunakan dalam pengamanan KAA ke-60 ini, Moeldoko mengungkapkan, Kogabpam KAA ke-60 didukung sepenuhnya oleh Sekretariat Negara. Namun, untuk saat ini, TNI tengah menggunakan dana cadangan untuk operasi. Jumlahnya pun bakal disesuaikan dengan kekuatan pasukan yang diturunkan. Pun jika nantinya ada perubahan dan dinamika yang ada di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement