Rabu 15 Apr 2015 17:48 WIB

Tasikmalaya Kekurangan Tenaga Penyuluh Pertanian

Rep: C10/ Red: Winda Destiana Putri
Buruh tani menanam padi organik varietas sintanur di Kampung Lakob, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara?Agus Bebeng
Buruh tani menanam padi organik varietas sintanur di Kampung Lakob, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Peran penyuluh pertanian di Desa/ Kelurahan sangat penting. Namun, sampai saat ini para petani di Kota Tasikmalaya masih kekurangan tenaga penyuluh.

Tentu hal tersebut bertentangan dengan tujuan pemerintah pusat untuk menciptakan swasembada pangan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Kota Tasikmalaya (Gapoktan), Uyun mengatakan, tenaga penyuluh pertanian di Kota Tasikmalaya masih kurang.

Ia menjelaskan, target dari pemerintahan pusat setiap kelurahan/ desa memiliki satu orang tenaga penyuluh. Tapi kenyataannya tidak demikian.

"Satu kelurahan telah ada satu orang tenaga penyuluh, itu bohong," kata Uyun kepada Republika, Rabu (15/4).

Uyun menegaskan, dalam hal ini ia berharap tidak ada kebohongan publik. Mengingat betapa pentingnya penyuluh bagi para petani. Menurutnya, petani dan penyuluh bagai dua sisi mata uang. Untuk menciptakan pertanian yang sukses, keduanya tidak dapat dipisahkan.  

Uyun menjelaskan, tenaga penyuluh mutlak diperlukan oleh petani, terutama penyuluh yang kredibel. Hal tersebut dapat membantu tujuan pemerintah pusat untuk menciptakan kedaulatan pangan. Menurut Uyun, sampai saat ini ia masih jarang menemui tenaga penyuluh yang kinerjanya benar-benar bersemangat.

Para petani berharap Pemerintahan Kota (Pemkot) lebih memperhatikan para petani. Uyun menjelaskan, ketika Pemkot mengangkat tenaga penyuluh, jangan diambil untuk dijadikan pegawai struktural. Tapi ditempatkan sesui tugasnya disetiap kelurahan. Karena pemerintah pusat menargetkan ada satu orang tenaga penyuluh dalam satu kelurahan/ desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement